Kecakapan hidup (life skill) sungguh perlu dilatihkan pada masing-masing individu sedari dini. Hal ini tak lain karena life skill sungguh berpengaruh pada tingkat kemandirian. Semakin cakap seorang, maka semakin mandiri pula dia dalam menjalani kehidupannya. Hal itu pulalah yang hendak SDK Wijana Mojoagung tanamkan, latihkan, dan biasakan dengan sungguh pada anak-anak melalui beragam kegiatan sekolah, salah satunya adalah Cooking Day.
Cooking Day di sekolah kami tak melulu tentang memasak. Dalam kegiatan ini, selain keterampilan memasak, ada beragam keterampilan yang juga turut diasah, di antaranya yaitu kerja sama, leadership, dan manajemen. Masing-masing anggota dalam kelompok saling berkoordinasi untuk membagi tugas dan menentukan bahan atau barang apa yang harus mereka siapkan.
![]() |
Anak-anak sedang mempersiapkan bahan masakan | Dok. Sekolah |
Pada hari ini (13/03/2025), kami mengadakan kegiatan Cooking Day 2025. Tema Cooking Day kali ini adalah “Makanan Bergizi 4 Sehat”, yang terdiri dari nasi, lauk, sayur, dan buah. Selama kurang lebih 2 minggu, mereka telah berproses untuk menyusun konsep dan menentukan menu masakan mereka. Tahun ini, Cooking Day dikemas dengan cukup “menantang”, dengan level kesulitan yang berbeda. Jika pada kegiatan-kegiatan sebelumnya anak-anak bebas urunan berapa banyak, sehingga bisa membeli apa saja yang mereka butuhkan, tahun ini tidaklah demikian. Kali ini mereka diberikan modal “hanya” Rp 40.000 untuk mereka belanjakan sesuai kebutuhan. Mereka tidak boleh menambah nominalnya atau meminta bahan dari orang tua.
Melalui proses ini, anak-anak dilatih untuk mengatur keuangan mereka sehingga modal yang diberikan cukup untuk memenuhi kebutuhan. Bukan hal yang mudah memang, karena mereka harus melakukan riset kecil untuk dapat mengetahui harga bahan-bahan yang dibutuhkan. Tak jarang, mereka harus mengurungkan niat atas bahan yang hendak dibeli, karena budget yang sudah tidak mencukupi. Dari pengalaman nyata seperti inilah anak-anak dapat belajar untuk bagaimana mengelola keuangan mereka.
Proses Memasak
Dengan budget yang ada, masing-masing kelompok pun mengusung tema masakan yang beragam. Ada kelompok yang memasak sayur asem, sayur sop, tumis kangkung, dan tumis kacang panjang. Lauknya pun tak muluk-muluk. Rata-rata dari mereka menggunakan lauk tahu dan tempe. Ada pula beberapa kelompok yang menggunakan lauk telur.
![]() |
Anak-anak mempersiapkan sayuran | Dok. Sekolah |
Dengan sigap, mereka mempersiapkan bahan-bahan yang dibutuhkan. Namun ada pemandangan yang sedikit berbeda. Ada beberapa anak yang terlihat memegang hp dan merekam proses memasak. Ya, memang haruslah demikian. Hal itu karena pada kegiatan ini, masing-masing kelompok diminta untuk membuat vlog. Sehingga ada beberapa anak yang memang kebagian untuk menjadi videografer.
Proses memasak ini berlangsung selama kurang lebih 3,5 jam. Selain menyelesaikan masakannya, mereka juga harus menata masakan di meja mereka masing-masing. Dengan kreativitas dari masing-masing kelompok, anak-anak menata sajian dengan begitu rapi dan teliti.
Makan Bersama
Setelah semuanya telah tersaji, kini secara bergantian para dewan juri, yang terdiri dari ibu-ibu komite, terlebih dahulu mencicipi masakan dari masing-masing kelompok. Satu per satu masakan dicicipi oleh masing-masing juri sambil memberikan penilaian.
![]() |
Menata meja makan agar tampak estetik | Dok. Sekolah |
Penilaian pun usai, dan anak-anak dipersilakan untuk menikmati hasil jerih payah mereka. Setiap anak menikmati sesuai porsinya. Di tengah-tengah mereka, ada beberapa anak yang sedang menjalankan ibadah puasa. Namun, kami salut kepada mereka, karena tetap bisa mengikuti kegiatan sambil tetap menjalankan puasa. Luar biasa.
Dalam Cooking Day kali ini, terdapat 3 juara, yaitu Masakan Terbaik 1, Masakan Terbaik 2, dan Penyajian Terartistik. Masing-masing kelompok juara mendapatkan hadiah berupa sejumlah uang dan piagam penghargaan.
Penutup
Ada ungkapan, “Pengalaman adalah guru yang terbaik”, dan sepertinya kita pun sepakat dengan hal itu. Melalui pengalaman nyata, anak-anak pun akan mendapatkan beragam pengetahuan baru. Terlebih jika hal itu terkait dengan kehidupan sehari-hari. Melalui pengalaman nyata pulalah, anak-anak juga akan memahami seluk beluk kehidupan yang tidak terdapat dalam materi pembelajaran.
Cooking Day tahun ini bertujuan untuk mempersiapkan anak-anak, jika kelak mereka harus menjalani kehidupannya sendiri. Tak sedikit dari anak-anak yang baru pertama kali ini belanja di pasar atau di toko-toko kelontong. Dengan pengalaman ini, mereka diajarkan cara mengelola keuangan untuk mencukupi kebutuhan.
Setiap anak memiliki benih baik dalam diri mereka. Tugas kita sebagai guru, dan juga orang tua adalah memberikan wadah bagi anak-anak untuk mengembangkan benih baik tersebut. Harapannya, setiap pengalaman yang didapatkan dapat membantu proses tumbuh kembangnya dalam mempersiapkan diri menyambut masa depan. (ADK)
