Teori tak akan cukup bermakna jika hanya sekedar kata tanpa aksi nyata. Begitu pula dengan toleransi, tak akan banyak memiliki arti jika tak dihidupi. Inilah yang coba kami ajarkan kepada anak-anak dalam memperingati Sumpah Pemuda yang ke-91 ini. Anak-anak sudah sering mendengar dan menerima pembelajaran tentang keberagaman dan toleransi. Maka kami mengajak dan memfasilitasi anak-anak untuk menerapkan pembelajaran itu dalam kehidupan yang nyata
Sekolah kami berada di daerah yang plural. Di mana terdapat beragam suku, ras, dan agama. Di sekitar kami ada gereja Katolik, masjid, gereja Kristen, dan Klenteng, yang jaraknya tidak terlalu jauh. Kami mencoba mengajak anak-anak untuk membersihkan rumah ibadah. Melakukan aksi nyata agar toleransi tetap terjaga.
Kami bekerja sama dengan pihak-pihak rumah ibadah untuk memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk dapat lebih mengenal agama-agama lain. Kami membagi anak-anak menjadi 4 kelompok. Kelompok 1 terdiri dari anak-anak kelas 1 dan kelas 2. Kelompok ini bertugas membersihkan gereja Katolik St. Aloysius Gonzaga Mojoagung. Kelompok 2 bertugas membersihkan Klenteng Bo Hway Bio. Kelompok 3 membersihkan mushola Thorikoh Mancilan. Kelompok 4 bertugas membersihkan Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW).
Untuk menuju lokasi rumah ibadah, mereka berjalan kaki bersama-sama, dari sekolah menuju tujuan. Sekalipun harus berpanas-panasan, mereka tetap senang. Setiap kelompok didampingi oleh satu orang guru.
Untuk menuju lokasi rumah ibadah, mereka berjalan kaki bersama-sama, dari sekolah menuju tujuan. Sekalipun harus berpanas-panasan, mereka tetap senang. Setiap kelompok didampingi oleh satu orang guru.
Para pengurus rumah ibadah menerima kami dengan baik dan sungguh mengapresiasi kegiatan ini. “Bagus ya ini. Bisa mengajari anak-anak untuk menghormati. Kok pas dengan Sumpah Pemuda ya?”, kata seorang pendeta. Beliau pun mengucapkan terima kasih karena telah membantu membersihkan gerejanya, juga telah mengajari anak-anak untuk lebih bertoleransi.
Anak-anak senang dengan kegiatan ini. Begitu pula dengan pihak rumah ibadah, karena mereka telah dibantu untuk membersihkan rumah ibadahnya. Semoga kegiatan ini memberikan kesan mendalam kepada anak-anak akan toleransi. Semakin menghargai perbedaan yang ada, sehingga mampu menjaga persatuan. Semoga mereka mampu menjadi penerus bangsa Indonesia yang semakin maju. (ADK)