Membentuk Kedisiplinan Melalui Pembiasaan


Usia seseorang bukanlah jaminan bahwa dia (mereka) memiliki karakter yang kuat. Bahkan banyak kasus yang menunjukkan bahwa orang-orang yang memiliki cukup usia tetapi menunjukkan karakter yang sangat rapuh. Para koruptor secara usia mereka sudah dewasa, secara intelektual mereka sudah mumpuni. Namun secara mental-spiritual mereka sungguh rapuh.

Foto di atas adalah potret yang menunjukkan bahwa usia (angka) tidak menjamin kuatnya mental seseorang. Anak-anak di TK kami sudah terbiasa melepas alas kaki dan menatanya dengan rapi sesuai dengan kotak yang tersedia. Hal ini dikarenakan ruang kelas mereka sudah keramik. Sehingga mereka harus melepas alas kaki ketika memasuki ruang kelas.


Berbeda dengan anak SD. Ruang kelas mereka masih berlantai ubin. Mereka tetap mengenakan alas kaki ketika memasuki ruang kelas. Sehingga mereka tidak terbiasa untuk melepas dan menata alas kaki sesuai dengan kotak yang tersedia.


Hal ini mau menunjukkan bahwa karakter itu terbentuk dari kebiasaan; kegiatan yang diulang-ulang terus. Jika kebiasaan yang dilakukan anak adalah kebiasaan yang baik, maka karakter yang terbentuk pada anak adalah karakter yang baik. Begitu pula sebaliknya.


Sekolah kami, sejak dari Preschool (Play group) sampai SD, memberikan program-program pembiasaan. Dari program-program inilah karakter anak-anak akan terbentuk. Karena sekolah kami menekankan pada pembentukan mental dan spiritual--dua hal yang pada umumnya sering terabaikan karena lebih mengejar aspek intelektual.