Dalam masyarakat kita, memasak masih identik dengan wanita. Padahal tidak sepenuhnya benar. Banyak di luar sana laki-laki yang menjadi koki. Selain itu, memasak juga merupakan salah satu life skill yang memang harus dimiliki oleh masing-masing individu, agar dapat hidup mandiri. Oleh sebab itu, keterampilan ini perlu diajarkan, dipelajari, dan dibiasakan kepada anak-anak sejak dini. Hal itulah yang sekolah kami fasilitasi.
Cooking Day merupakan program yang kami adakan setiap tahun sebagai sarana bagi anak-anak untuk belajar memasak. Kegiatan ini juga sebagai bagian dari Kegiatan Tengah Semester Genap. Dalam kegiatan ini, anak-anak dibagi menjadi beberapa kelompok dan berlomba menghasilkan masakan yang akan dinilai oleh Bapak-ibu guru. Tema Cooking Day kali ini adalah “Hasil Olahan Umbi-umbian”.
Persiapan
Beberapa hari sebelumnya, anak-anak sudah dikumpulkan untuk berproses bersama kelompok untuk menentukan masakannya. Setelah itu, mereka membagi bahan dan peralatan yang dibutuhkan. Sejak awal, anak-anak sudah mulai dilatih untuk belajar mengorganisir kelompok. Terlebih, untuk anak-anak kelas tinggi agar mampu mendampingi dan membantu proses dari adik-adiknya.Masing-masing kelompok melakukan persiapan | Dok. Sekolah |
Sejak 3 hari yang lalu, peralatan yang dibutuhkan kelompok telah dibawa oleh masing-masing anak dan telah dikumpulkan di sekolah. Memang kami setting agar peralatan dan bahan-bahan ini dapat secara bertahap dicicil untuk dibawa ke sekolah, agar pada hari pelaksanaannya nanti tidak ada bahan atau peralatan yang tertinggal.
Pelaksanaan
Hari ini (27/03/2023), anak-anak mengeksekusi konsep yang telah mereka persiapkan beberapa hari sebelumnya. Sejak pagi, mereka sudah sangat bersemangat dan tidak sabar untuk bisa segera berkegiatan. Setelah pembiasaan pagi, mereka diarahkan untuk berkumpul di meja-meja yang telah disediakan. Selain meja, di masing-masing kelompok juga telah disediakan kompor.Anak-anak mengupas kentang yang sudah direbus | Dok. Sekolah |
Mereka pun segera membagi tugas kepada masing-masing anggota kelompok. Ada yang mengupas kentang, merebus kentang, mengaduk adonan, dan kegiatan lainnya. Tak hanya anak perempuan, anak laki-laki pun juga bersemangat untuk membantu yang lain. Senang ketika dapat melihat mereka bekerja sama dengan begitu kompak. Bahkan ada kakak kelas yang mampu membagi tugas dengan baik. Untuk bagian yang “berbahaya” (menggoreng, merebus, memotong) diserahkan kepada anak kelas atas. Sedangkan untuk anak kelas 1-3 diberikan tugas untuk mengaduk adonan, menyiapkan tempat, dan kegiatan-kegiatan ringan lainnya.
6 kelompok yang terbentuk ini membuat 6 jenis makanan yang berbeda. Ada yang membuat Ubi Ungu Mozarella, Potato Cheese Ball, Cimol Kentang, Perkedel Kentang, Donat Kentang, dan Batagor Manis. Makan-makanan itu diolah dengan cara dan gaya mereka. Mereka membuat sesuai kreasi mereka sendiri. Dalam masing-masing kelompok, terdapat 1 guru pendamping yang bertugas mengawasi dan memantau anak-anak, agar tetap safety dalam berkegiatan.
Setelah 2 jam 30 menit berproses, akhirnya tibalah anak-anak untuk mempresentasikan hasil karya mereka. Masing-masing kelompok ini memiliki nama kelompok yang diambil dari nama-nama pahlawan nasional, yaitu Tan Malaka, Adisucipto, Fatmawati, Soegijapranata, Agus Salim, dan Yos Sudarso. Sebelum mereka mempresentasikan masakan, mereka harus mempresentasikan sejarah singkat dari pahlawan nasional yang menjadi nama kelompoknya.
Sembari menunggu para juri menilai masakan, anak-anak dipersilahkan untuk menyantap hasil masakan mereka masing-masing. Selain itu, mereka juga boleh mencicipi masakan dari kelompok lain. Ada beberapa kelompok yang memasak cukup banyak, bahkan terlihat “mustahil” untuk dihabiskan. Namun kenyataannya, dalam hitungan menit, semua masakan dari semua kelompok telah habis tak bersisa. Luar biasa.
Juara pertama Cooking Day 2023 | Dok. Sekolah |
Kini tibalah pengumuman. Saat yang ditunggu-tunggu oleh anak-anak. Karena para pemenang akan mendapatkan sejumlah uang yang cukup lumayan. Dan pemenangnya adalah kelompok Soegijapranata dengan masakan Cimol Kentang, sebagai juara pertama, dan kelompok Tan Malaka dengan masakan Perkedel Kentang, sebagai juara kedua. Selamat untuk para pemenang. Untuk kelompok yang lain, pada intinya masakah mereka enak dan dapat dinikmati. Buktinya, masakan mereka habis semua tanpa sisa. Kalian luar biasa.
Saat anak-anak kita berikan kesempatan untuk bereksplorasi, mereka akan sungguh-sungguh bersemangat dan banyak belajar. Mungkin bagi kita, ini cukup berisiko. Tetapi yang perlu dilakukan adalah memberikan kepercayaan, dan tentunya tetap mendampingi proses belajarnya. Jika kita banyak melarang, yang terjadi adalah sebaliknya, anak-anak tidak banyak belajar. Mari berikan kepercayaan, dan dukung terus proses belajarnya melalui pengalaman-pengalaman kehidupannya sehari-hari, sehingga anak-anak akan dapat belajar menjadi pribadi yang mandiri. (ADK)
Penulis
Antonius Dwi K., S.Pd.
Sie Kesiswaan SDK Wijana