Tidak dapat dipungkiri, kemajuan zaman dan perkembangan teknologi selain membawa pengaruh positif, juga membawa pengaruh yang kurang baik. Salah satunya adalah mulai lunturnya etika dalam keseharian generasi muda. Hal itu tak lepas dari semakin menjamurnya penggunaan gadget dan media sosial. Demi meminimalisir semakin tergerusnya etika, maka perlu ada penyegaran yang diberikan kepada anak-anak.
Berkaca dari hal tersebut, selama 2 hari 1 malam, yaitu 27-28 Oktober 2023, sekolah mengadakan kegiatan Character Building dengan tema “Edukasi Etika untuk Generasi Muda”. Kegiatan ini diadakan di sekolah dan diikuti oleh siswa kelas III sampai kelas VI. Tema ini diambil guna mengingatkan kembali pentingnya etika dalam kehidupan sehari-hari.
Etika Menyapa dan Berperilaku
Ice breaking menjadi bagian awal dari kegiatan ini. Sebelum memulai kegiatan, anak-anak perlu diajak untuk refreshing terlebih dahulu. Mereka melakukan pemanasan dengan menyanyi dan melakukan permainan-permainan sederhana.Sesi pertama ini diberikan oleh Bapak Antonius Dwi K., S.Pd.. Materi yang diberikan adalah tentang etika menyapa. Anak-anak diajak untuk bisa mendalami dan menerapkan cara menyapa, terlebih kepada orang yang lebih tua. Tak dapat dipungkiri, budaya menyapa atau membungkukkan badan ketika lewat di depan orang yang lebih tua, sudah mulai hilang dan jarang ditemui di era modern ini. Selain menyapa, anak-anak juga diingatkan kembali tentang bagaimana berperilaku. Termasuk di antaranya adalah berterima kasih dan meminta maaf.
Etika Makan
Materi etika makan ini disampaikan oleh Bapak Filipus Seshigos, S.Pd.. Dalam pemaparannya, beliau mengajak anak-anak untuk makan sesuai etika dan menjaga kesopanan saat makan. Di antaranya adalah tidak makan sambil mengobrol, menghabiskan makanan yang diambil, tidak bersendawa, dan lain sebagainya. Banyak informasi baru yang didapatkan oleh anak-anak, yang tentunya sedikit demi sedikit harus mulai dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Wijana’s Fine Dinning
Satu bagian yang menarik, tidak biasa, dan istimewa di kegiatan kali ini adalah adanya “Fine Dinning”. Makan malam pada kegiatan ini kami konsep “makan malam mewah” ala Wijana. Fine Dinning ini dipandu oleh Ibu Theresia Maria K., S.Si.. Sebelum menyantap hidangan, anak-anak diberikan arahan oleh ibu Theresia terkait cara mereka makan. Mulai dari mengambil sendok dan garpu, meletakkan tisu, dan lain-lain. Hidangan yang mereka santap pertama disebut “appetizer” atau hidangan pembuka, yang berupa sop sayur. Appetizer ini dihidangkan dengan maksud membangkitkan selera makan atau nafsu makan.
Anak-anak menyantap menu Fine Dinning | Dok. Sekolah |
Setelah mencicipinya, anak-anak disajikan makanan “main course” (sajian utama), yaitu nasi, sup, dan oseng tahu tempe. Dengan menerapkan etika makan yang sudah dipelajari dan dengan arahan dari Ibu Theresia, mereka mulai menyantap hidangannya. Bukan suatu yang mudah ternyata, bagi anak-anak. Hal itu karena apa yang dilakukan ini berbeda dari kebiasaan yang mereka lakukan. Tidak sedikit dari mereka yang mereka tegang. Bahkan tangan mereka pun bergetar saat menyendok nasi.
Sajian terakhir yang mereka nikmati adalah dessert atau hidangan penutup. Dessert yang kami siapkan adalah es oyen Bandung. Meskipun ini es, namun dalam meminumnya, anak-anak harus tetap menerapkan etika, termasuk bagaimana cara menyendoknya juga.
Dalam kegiatan ini, anak-anak tentunya mendapatkan pengalaman yang menyenangkan, menegangkan, tetapi juga menjadi pengalaman yang baru. Karena mereka makan bersama-sama dan dengan suasana yang berbeda. Selain itu, mereka juga belajar menerapkan etika saat makan bersama-sama.
Kegiatan Malam
Setelah bersantap malam, anak-anak masuk lagi ke dalam ruang pertemuan untuk melanjutkan sesi etika berbicara, yang masih disampaikan oleh Bapak Filip. Selanjutnya mereka beraktivitas dengan kelompok dan bermain peran, untuk memerankan drama tentang materi yang sudah dipelajari sepanjang hari ini tadi. Malam pun ditutup dengan doa malam dan pengendapan bersama.Kegiatan Hari Kedua
Berhubung tanggal 28 Oktober diperingati sebagai hari Sumpah Pemuda, maka pada hari ini (28/10/2023) kami mengadakan upacara bendera bersama. Selepas upacara, anak-anak dipersilakan untuk menyantap hidangan sarapan. Meski pun mereka makan dengan tetap menerapkan etika makan, namun tidak terlalu menegangkan seperti saat makan malam kemarin.Secara berkelompok bermain Tic Tac Toe | Dok. Sekolah |
Tibalah salah satu sesi yang disukai oleh anak-anak, yaitu game outdoor. Game yang kami berikan cukup familier. Game yang akan dimainkan oleh anak-anak adalah Tic Tac Toe. Bedanya, permainan ini memanfaatkan galon air mineral dan tali. Selain itu, permainan ini juga butuh kekompakan. Masing-masing kelompok harus beradu cepat untuk memindahkan galon air mineral mereka untuk dapat membentuk garis. Bagi yang telah berhasil menempatkan 3 galon dan membentuk 1 garis, maka merekalah pemenangnya.
Aksi Nyata
Edukasi etika ini bukan hanya sebatas teori semata. Selama kegiatan ini, anak-anak harus menerapkannya pula. Mereka dibekali dengan ID Card yang terdapat 10 bintang. Jika anak melakukan pelanggaran etika, misalnya tidak menyapa guru, berkata kurang sopan, tidak permisi, dll, maka salah satu bintangnya akan dikurangi. Semakin banyak mereka melanggar, semakin banyak pula bintang mereka akan hilang.Mencuci peralatan makan seusai makan | Dok. Sekolah |
Melalui kegiatan ini, anak-anak disegarkan kembali akan etika dalam kehidupan sehari-hari. Harapannya, mereka bisa berlaku sesuai etika di kesehariannya, bukan hanya melakukannya karena paksaan, tetapi karena kesadaran. (ADK)
Penulis
Antonius Dwi K., S.Pd.
Sie Kesiswaan SDK Wijana