Tak dapat dipungkiri bahwa perkembangan teknologi dan modernisasi membawa perubahan dalam berbagai sendi kehidupan. Teknologi juga membawa pengaruh besar terhadap kehidupan berbudaya yang sudah terjaga sejak dahulu kala. Salah satu budaya yang terkena dampaknya adalah permainan tradisional.
Anak-anak zaman sekarang kebanyakan tidak mengenal permainan yang dulu dimainkan oleh orang tua mereka bersama teman-temannya. Sekalipun tahu permainannya, tak jarang mereka juga enggan untuk memainkannya. Mereka lebih memilih untuk memainkan game-game online dengan gawainya.
Permainan tradisional dakon dimainkan oleh anak-anak | Dok. Sekolah |
Oleh sebab itu, pada peringatan Hari Anak Nasional—yang oleh sekolah diperingati pada 26 Juli 2024, kami mengajak anak-anak untuk memainkan permainan tradisional. Selain untuk memperkenalkannya kepada anak-anak, kegiatan ini juga bertujuan untuk melestarikan kebudayaan yang sudah ada sejak lama. Karena jikalau tidak, maka bukan tidak mungkin, banyak permainan tradisional yang akan hilang dari budaya bangsa.
Ada beragam permainan yang dimainkan pada kegiatan ini, antara lain dakon, bola bekel, lompat tali, engkle (sondah), catur, boy-boyan, dan ular naga (slebor-slebor). Selain itu, anak-anak juga dikenalkan dengan permainan karambol, meskipun ini bukan permainan tradisional.
Anak berusaha merobohkan susunan batu dalam "Boy-boyan" | Dok. Sekolah |
Dengan begitu antusias, anak-anak belajar dan mencoba memainkannya. Ada yang langsung dapat memahaminya, namun ada juga yang perlu beberapa kali mencoba, baru dapat memainkannya dengan lancar. Menariknya, ada permainan yang perlu dicontohkan oleh bapak-ibu guru, yaitu permainan ular naga (di daerah lain dikenal juga dengan nama slebor-slebor). Setelah melihat contohnya, anak-anak pun mencoba mempraktikkan permainan ular naga. Walau berpanas-panas, mereka pun tetap memainkannya dengan begitu antusias.
Tradisi yang sudah ada, perlu kita lestarikan keberadaannya. Karena jika tidak, maka banyak tradisi baik yang lama-kelamaan akan punah. Sangat disayangkan, jika permainan-permainan yang mengajarkan banyak hal baik, mulai dari kerja sama, kemandirian, saling menghargai, dll, harus hilang dari peradaban. Maka, mari kita lestarikan bersama kebudayaan yang ada dengan mengajarkannya kepada anak-anak kita. (ADK)