Lika-liku Perjalanan Hidup Driver Ojol

Lika-liku Perjalanan Hidup Driver Ojol

Lika-liku Perjalanan Hidup Driver Ojol
 
Wawancara dengan
Bapak Suharjo
Seorang driver ojek online

 

Di kesempatan kali ini kami mewawancarai pak Suharjo. Pak Suharjo adalah seorang bapak berusia 53 tahun, yang memiliki pekerjaan sebagai tukang ojek online. Beliau sudah bekerja menjadi ojek online selama 5 tahun, sejak 3 Maret 2019. Beliau memilih pekerjaan ini karena umur beliau yang sudah tua dan susahnya mendapatkan pekerjaan. Selain itu juga karena tanggungan keluarga. Pak Suharjo bekerja dari pagi sampai jam 5 sore. Sambil menunggu orderan, beliau sering singgah di taman Mojoagung.

Baca Juga: Menjadi Guru Karena Panggilan Hati

Tantangan Ojek Online

Di setiap pekerjaan pasti ada tantangan tersendiri. Pak Suharjo pernah mengalami tingkah laku customer yang tidak baik, tetapi beliau tetap memperlakukan pelanggannya dengan baik. Ada juga tantangan tentang musim panas dan hujan yang sering menghambat pekerjaan pak Suharjo. Beliau ini juga pernah mendapat orderan tipuan makanan yang harganya tidak seberapa, dan akhirnya makanan itu dimakan sendiri.

Orderan Termahal dan Terjauh

Tidak hanya di Mojoagung saja, beliau juga pernah mengantar pelanggan hingga di Kediri, Surabaya, juga Pandaan. Beliau juga pernah mendapatkan orderan dengan harga yang cukup mahal yaitu pesanan kue tar dengan harga Rp165.000.


Baca Juga: Setia Melayani dengan Hati

Motivasi

Pak Suharjo memiliki motivasi dalam bekerja, sebuah keluarga kecil yang dapat membuat pak Suharjo menjadi semangat dalam bekerja. Beliau juga teringat pada tanggungan dan kebutuhan keluarga dengan harga sekarang yang semakin mahal.
 

Pendapat tentang Kenaikan Harga

Pak Suharjo berpendapat bahwa beliau tidak setuju atas kenaikan harga sembako. Demikian pula dengan kenaikan harga BBM,  karena sangat berat bagi seorang ojek online yang gajinya tergantung oleh pesanan yang diantar.

Jurnalistik adalah salah satu ekstrakurikuler di Wijana Mojoagung yang memfasilitasi kemampuan menulis yang dimiliki oleh anak-anak.

Pewawancara & Penulis
Florriensa Al Meera A.
Anggota Ekstra Jurnalistik
Josephine Marcelinda
Anggota Ekstra Jurnalistik
Safa Monna Ayu S.
Anggota Ekstra Jurnalistik
 Vegeday Kacang Panjang Khas Wijana

Vegeday Kacang Panjang Khas Wijana

Vegeday Kacang Panjang Khas Wijana
 
Sekolah Wijana Mojoagung dapat membentuk kepribadian kami menjadi jauh lebih baik. Sangat bangga, rasanya karena bersekolah di SDK Wijana Mojoagung. Sekolah ini mau menerima siswa yang berbeda agama, ras, dan suku budaya. Sekolah ini juga yang telah mendidik dan merawat kami menjadi anak yang pintar, dan dapat bertumbuh dalam kepribadian, kecerdasan, dan kreativitas kami. Kami tidak menyesal sedikit pun telah bersekolah di sekolah Wijana Mojoagung. Malah kami sangat-sangat senang dan bangga.

Baca Juga: Menjadi Guru Karena Panggilan Hati

Kami sungguh bangga bersekolah di sekolah SDK Wijana Mojoagung, karena di sekolah ini, ada banyak sekali program- program yang mendidik kami menjadi lebih baik, salah satunya adalah kegiatan Vegeday. Dalam kegiatan Vegeday kali ini, kami diajak oleh Bapak/Ibu guru di sekolah kami untuk memakan sayur kacang panjang.

Waktu itu kami diberitahukan bahwa hari Jumat tanggal 24 Maret 2023 akan ada hari makan sayur. Menu sayurannya adalah kacang panjang dan lauk pauknya adalah tahu dan tempe. Banyak dari antara teman-teman yang sulit untuk memakan kacang panjang karena tidak terbiasa untuk memakan sayur kacang panjang. Meskipun begitu kami tetap melaksanakan Vegeday dengan baik.

Vegeday Kacang Panjang Khas Wijana

Pada saat hari Vegeday, kami tidak lupa untuk berdoa terlebih dahulu sebelum makan. Bila ada dari salah satu teman yang hanya membawa sayur kacang sedikit, maka akan ditambahkan sayur oleh bapak ibu guru. Kami makan dengan lahap. Namun, ada dari kami yang makan sangat lama, karena mereka tidak menyukai kacang panjang. Teman- teman yang lain pun memberi semangat, agar mereka dapat menghabiskan sayur kacang panjangnya. Akhirnya kacang panjangnya habis, semua teman- teman bertepuk tangan sebagai bentuk apresiasi.

Baca Juga: Setia Melayani dengan Hati

Kegiatan ini dapat membuat kami belajar untuk memakan sayur. Manfaat sayur ada banyak sekali, salah satunya adalah dengan memakan sayur kita jadi dapat memperkuat imun kesehatan tubuh kita. Bukan hanya itu saja, sayur juga dapat menjaga tubuh kita dari berbagai penyakit. Sehingga kita dapat menjadi anak Indonesia yang sehat.
Jurnalistik adalah salah satu ekstrakurikuler di Wijana Mojoagung yang memfasilitasi kemampuan menulis yang dimiliki oleh anak-anak.

Penulis
Tankannia
Anggota Ekstra Jurnalistik
Valencia Micheline S.
Anggota Ekstra Jurnalistik
Margareth Anindita A.
Anggota Ekstra Jurnalistik
Tuhan yang Memampukan, Dia yang Beri Kekuatan

Tuhan yang Memampukan, Dia yang Beri Kekuatan

Tuhan yang memampukan, Dia yang beri kekuatan

Wawancara dengan
Ibu Theresia Maria Karuniawati, S.Si.
Kepala Sekolah SDK Wijana Mojoagung
 
Nama dari kepala sekolah SDK Wijana Mojoagung adalah Theresia Maria Karuniawati, S.Si.. Beliau memiliki dua anak. Anaknya bernama Jonathan Pramana dan Jeanne Pramudita. Beliau tinggal di jalan Ahmad Yani no. 33 Mojoagung. Kini beliau berumur 51 tahun.

Baca Juga: Setia Melayani dengan Hati

Dulu awal Ibu Theresia bekerja di sekolah Wijana pada tahun 2004, dan mengajar sebagai guru SMP mata pelajaran biologi. Dikarenakan SMP di sekolah beliau bekerja sudah tidak beroperasi lagi, beliau akhirnya mendapat pekerjaan sebagai guru SD. Sangat berat bagi beliau untuk mengajar di kelas 2, karena beliau tidak memiliki pengalaman mengajar di sekolah dasar. Masa sulit telah dilalui oleh beliau sampai  akhirnya ibu Theresia menjadi kepala sekolah di  SDK Wijana Mojoagung. Tugas kepala sekolah hanya sebagai tugas tambahan untuk mengelola sekolah. 

Tuhan yang memampukan, Dia yang beri kekuatan
Penulis sedang mengetik artikel wawancara | Dok. Sekolah
 
Di saat beliau terjatuh, yang pertama kali membantu ibu Theresia adalah Tuhan yang memberi kekuatan pada beliau. Tanpa campur tangan Tuhan tidak mungkin bagi  ibu Theresia untuk maju. Tanpa semangat dari anak-anak, keluarga dan teman-teman yang berada di sekolah, sulit bagi beliau untuk melangkah. Satu hal yang paling menarik bagi ibu Theresia adalah ketika anak – anak yang beliau didik dapat menerima nasihat dengan baik.

Baca Juga: Menjadi Guru Karena Panggilan Hati

Beliau membuat sebuah kalimat untuk anak-anak: “Tetap semangat  belajar di sekolah ini dalam suka maupun duka karena masa depan ada di tangan kalian.” Selain itu, beliau juga memberi motivasi anak-anak untuk giatnya belajar demi, membangun negeri dan sekolah yang telah mereka tinggalkan.  Beliau juga sempat memberikan pesan kepada bapak/ibu guru untuk menjalani hal yang sulit dengan hati tulus dan semua yang dilakukan dengan cinta maka cinta akan menemukan  jalannya.
Jurnalistik adalah salah satu ekstrakurikuler di Wijana Mojoagung yang memfasilitasi kemampuan menulis yang dimiliki oleh anak-anak.

Penulis
Tankannia
Anggota Ekstra Jurnalistik
Valencia Micheline S.
Anggota Ekstra Jurnalistik
Margareth Anindita A.
Anggota Ekstra Jurnalistik
Setia Melayani dengan Hati

Setia Melayani dengan Hati

Setia Melayani dengan Hati
 
Wawancara dengan
Ibu Elisabeth Eli Sriyati, S.Pd.
Wali Kelas I SDK Wijana Mojoagung


Nama panjang dari ibu Eli ini adalah Elizabeth Eli Sriyati. Beliau sekarang ini tinggal dengan putranya, yaitu Dwi Adindarma Putra, dan menantunya, Farhana Rizkia. Sekarang beliau berumur 59 Tahun. Tahun ini adalah tahun terakhir Ibu Eli mengajar di SDK Wijana, karena beliau sudah akan pensiun.


Baca Juga: Menjadi Guru Karena Panggilan Hati
Awal mengajar di Wijana, ibu Eli bertugas menjadi guru kelas 1 SD. Lama Ibu Eli menjadi guru di SDK Wijana adalah sekitar 24 tahun. Beliau di SDK Wijana sejak Tahun 1999, dan sekarang pun beliau masih tetap mengajar di kelas 1 SD.
 
Para penulis sedang menyusun artikel wawancara | Dok. Sekolah

Hal yang membuat beliau terdorong menjadi guru adalah karena sejak kecil Ibu Eli sudah punya keinginan menjadi seorang guru. Bertemu dengan anak-anak yang lucu dan menggemaskan membuat ibu Eli bisa bertahan untuk mengajar dan menjadi seorang guru. Selain itu, beliau senang karena bisa memberikan ilmu bagi anak-anak. Ibu Eli memiliki motivasi yang kuat sehingga beliau tidak pernah menyerah sebagai guru. Hal lain yang memotivasi beliau adalah karena panggilan hidup. Keluarga ibu Eli pun mendukung pekerjaan beliau sebagai seorang guru.

Baca Juga: Vege Day – Sarana Pembiasaan Makan Sayur

Pengalaman yang paling berkesan menurut ibu Eli adalah bisa mendidik anak-anak berbeda dari yang lain. Dari pengalaman tersebut, beliau bisa mendekati anak-anak dan bisa lebih menyayangi anak-anak. Beliau juga memiliki pengalaman yang menyedihkan yaitu, saat beliau sakit, beliau tidak bisa mendampingi anak-anak. Pesan beliau adalah maju terus pantang mundur, untuk meraih kesuksesan. Semoga Wijana makin maju dan selalu berkarya. 

 

Jurnalistik adalah salah satu ekstrakurikuler di Wijana Mojoagung yang memfasilitasi kemampuan menulis yang dimiliki oleh anak-anak.

Penulis
Josephine Marcelinda
Anggota Ekstra Jurnalistik
Euodia Chelsea P.
Anggota Ekstra Jurnalistik
Mutiara Indah Marbun
Anggota Ekstra Jurnalistik
Menjadi Guru Karena Panggilan Hati

Menjadi Guru Karena Panggilan Hati

Menjadi Guru Karena Panggilan Hati

Wawancara dengan
Ibu Estituti Retno Kaswinarsih, S.Pd.
Wali Kelas III SDK Wijana Mojoagung

Estituti Retno Kaswinarsih, biasa  dipanggil Bu Esti. Bu Esti berumur 52 tahun, lahir di Surabaya 3 Juli 1970, tepatnya di rumah sakit bersalin Santa Melania. Pondok Sedati Asri FA 9 adalah alamat rumah yang  ditinggali oleh beliau bersama keluarga. Beliau memiliki 2 anak yang bernama Yudha Putra Utomo dan Yusuf Alfarizi. Beliau memiliki suami yang bernama Istijab, yang bekerja sebagai Anggota TNI AD. Kedua anak beliau sudah memiliki pekerjaan yaitu sebagai Tenaga medis di RS. Pusat Angkatan Laut.

Baca Juga: Setia Melayani dengan Hati
Bu Esti pertama kali masuk di sekolah Wijana pada tahun 1999. Dalam kariernya beliau menjabat sebagai guru SMP dan SD. Beliau sudah mengajar cukup lama yaitu 24 tahun. Di tahun ajaran ini, beliau diberi tugas untuk menjadi wali kelas 3. 
 
Menjadi Guru Karena Panggilan Hati
Penulis sedang menyusun artikel wawancara | Dok. Sekolah

Bu Esti bekerja di sekolah Wijana karena keinginan untuk mau mengabdi di dunia pendidikan. Beliau mau bekerja di Wijana karena adanya rasa kekeluargaan, kenyamanan dan kedamaian. Beliau mau menjadi guru karena panggilan hati. 

Baca Juga: Vege Day – Sarana Pembiasaan Makan Sayur

Selama  bekerja di Wijana beliau memperoleh kesan bahwa tempat ini memberikan rasa kedamaian, kenyamanan dan kekeluargaan yang kuat. Beliau berpesan kepada para guru sekalian dan insan pendidikan agar memberikan yang terbaik untuk anak didik dan masyarakat serta terus  belajar dan menghormati orang lain.

Jurnalistik adalah salah satu ekstrakurikuler di Wijana Mojoagung yang memfasilitasi kemampuan menulis yang dimiliki oleh anak-anak.

Penulis
Florriensa Al Meera A.
Anggota Ekstra Jurnalistik
Skolastika Valentina J.
Anggota Ekstra Jurnalistik