Wijana Mojoagung: karakter
Loading post...
Vege Day – Sarana Pembiasaan Makan Sayur

Vege Day – Sarana Pembiasaan Makan Sayur

 
Vege Day – Sarana Pembiasaan Makan Sayur
 
Sayur mengandung banyak nutrisi yang dibutuhkan oleh anak dalam tumbuh kembangnya. Mengonsumsi sayur tentunya akan membantu anak-anak dapat beraktivitas dengan lebih segar bugar. Namun, perkembangan zaman ternyata juga membawa pengaruh terhadap jenis makanan yang dikonsumsi oleh anak-anak. Maraknya fast food menyebabkan mereka kurang gemar mengonsumsi sayur.

Baca Juga: Jalan Sehat dan Bazar HUT 50 Tahun SDK Wijana Mojoagung

Vege Day merupakan salah satu program kami yang muncul dari keprihatinan itu. Vege Day awalnya dilakukan saat peringatan Hari Vegetarian Nasional. Dalam satu hari, anak-anak membawa bekal makan sayur dan lauk nabati. Pada tahun ini, Vege Day masih dilaksanakan sebulan sekali. Ke depannya, intensitasnya bisa bertambah dan menjadi lebih sering lagi.
 
Anak-anak makan sayur bersama | Dok. Sekolah

Dalam pelaksanaannya, sayur yang menjadi bekal mereka memiliki tema tersendiri. Ada yang tema cah sawi, cah kangkung, sayur bayam, dll. Untuk lauknya, anak-anak hanya diperbolehkan membawa lauk tahu dan tempe saja. Adakalanya, anak-anak ada yang lupa membawa sayur atau membawa bekal tetapi tidak sesuai dengan sayur yang ditentukan—ada yang sengaja, ada pula yang memang lupa. Untuk mengatasi hal itu, sekolah juga menyediakan sayur. Jika ada anak-anak yang tidak membawa sayur, maka akan diberi oleh guru-guru. Intinya, anak-anak dipaksa makan sayur. Terdengar “kejam” ya. Ha ha ha.

Bekal sayur yang dimakan oleh anak | Dok. Sekolah
 
Banyak anak yang memang kesulitan untuk makan sayur. Bahkan menganggap Vege Day adalah hari yang mengerikan. Namun, semua itu adalah pembiasaan hal baik yang harus dilakukan oleh mereka. Tak hanya itu, ada cerita menarik juga dari salah satu wali murid tentang anaknya. Beliau berkata, “Semenjak ada Vege Day, anak saya ini mintanya makan sayur terus. Katanya buat latihan biar nanti waktu Vege Day bisa makan sayur dan gak selesai paling akhir.” 

Baca Juga: Kenali Kecerdasan Majemuk dan Kembangkan Buah Hati sesuai Kemampuannya
Untuk diketahui, Vege Day ini dilaksanakan di halaman sekolah bersama-sama mulai dari kelas I sampai kelas VI. Sehingga akan terlihat, anak yang kesulitan makan sayur akan menjadi anak yang paling terakhir selesai makan.
 
Vege Day – Sarana Pembiasaan Makan Sayur
Berdoa sebelum menyantap bekal | Dok. Sekolah
 
Program ini disambut baik oleh para orang tua. Salah satu penyebabnya adalah karena sering kali orang tua kesulitan untuk membuat anak-anak makan sayur. Dengan adanya Vege Day, bukan lagi orang tua yang “memaksa” mereka makan sayur, tetapi gurunya. Dan seperti kita tahu, anak-anak lebih menurut dengan perkataan gurunya daripada orang tuanya.

Baca Juga: Kecakapan Hidup sebagai Bekal Anak di Masa Mendatang

Suatu aktivitas yang dilakukan secara konsisten dan berulang-ulang lama kelamaan akan menjadi habbit. Vege Day membantu anak-anak untuk memiliki good habbit terhadap makanan yang mereka konsumsi, sehingga mereka mengonsumsi makanan yang memang mengandung nutrisi. Bukan hanya makanan yang dapat memuaskan lidah saja. (ADK)

Penulis
Antonius Dwi K., S.Pd.
Sie Kesiswaan SDK Wijana
 Euforia Gerak Jalan 2022

Euforia Gerak Jalan 2022

 

Dua tahun absen, akhirnya tahun ini perlombaan yang dirindukan kembali digelar. Gerak jalan ini dilaksanakan hari Kamis (11/8/2022) siang yang diikuti tingkat SD/MI se-kecamatan Mojoagung. Rute yang dilalui peserta gerak jalan yaitu mengambil start dari lapangan Mbah Sayid Sulaiman dan finis di lapangan Pandean. Setiap momen kemerdekaan, banyak cara yang dilakukan dalam menyemarakkan HUT ke-77 RI. Salah satunya adalah gerak jalan yang selalu ditunggu-tunggu anak-anak. Sungguh besar antusias dan kegembiraan anak-anak dalam menyambut momen kemerdekaan tahun ini. Setelah beberapa tahun tidak ada kegiatan gerak jalan akibat pandemi Covid-19. 

 

 
Hanya delapan hari anak-anak berlatih keras untuk gerak jalan. Waktu yang begitu singkat karena ini pertama kalinya bagi anak-anak mengikuti gerak jalan tersebut. Walaupun terhitung singkat, tidak menyurutkan semangat dalam latihan. Setiap pagi di awal jam pelajaran dibuat untuk berlatih gerak jalan. Hari selanjutnya, mulai latihan di siang hari setelah istirahat pertama. 

 

Anak-anak menampilkan dengan konsep yang berbeda setiap tahunnya. Tahun ini, anak-anak memakai kostum baju merah dengan jarik dan caping. Tak hanya kostum yang terlihat berbeda, tetapi juga memberikan sebuah yel-yel untuk penyemangat. Yel-yel ini jadi jargonnya, “Budal ora, budal ora, budal ora, budall”. Mendengarnya saja jadi ikut semangat. Ditambah lagi dengan antusias anak-anak dalam mengikuti gerak jalan. Menjadi pengalaman pertama, setelah dua tahun vakum tidak ada gerak jalan. 

 

 

Di tengah panasnya terik matahari, tak menyurutkan anak-anak dalam melaksanakan gerak jalan tersebut. Ada beberapa siswa yang dalam kondisi badan tidak fit tetapi masih ikut gerak jalan. Jika ada yang tidak kuat, maka digantikan dengan anggota lainnya. Untuk memberikan semangat, anak-anak sambil menyanyikan lagu nasional dan beberapa yel-yel. Adapun masyarakat yang menonton sambil tertawa. Bagaimana tidak, gerak jalan dengan konsep yang berbeda sambil menyanyikan beberapa yel-yel mampu memberikan hiburan kepada masyarakat, mulai dari kostum yang berbeda dari peserta lainnya dan variasi gerak jalannya juga berbeda. 

 

 

Melihat betapa semangat dan kegigihannya anak-anak hingga sampai di garis finis, terlihat bahwa mereka antusias dalam gerak jalan tahun ini. Anak-anak berharap semoga tahun depan bisa mengikutinya lagi.(DBS)


Grow and Shine – Character Building 2022

Grow and Shine – Character Building 2022

 
Character Building 2022 ini merupakan kegiatan pembinaan pertama yang kami adakan setelah 2 tahun vaccum. Menjadi awal untuk memulai kembali kegiatan-kegiatan yang telah lama terhenti. Program lama yang terasa baru lagi. 

Tema yang diangkat pada Character Building ini adalah “Grow and Shine”. Dalam setiap pribadi anak-anak pastinya terdapat kemampuan yang perlu untuk digali dan dikembangkan. Kegiatan ini diikuti oleh anak-anak kelas III – VI, yang berlangsung dari hari Jumat – Sabtu, 29 – 30 Juli 2022. Selama dua hari satu malam, anak-anak berproses dan menginap di sekolah. Di sinilah kemandirian anak-anak dilatih.

Hari Pertama

 
Modal untuk dapat bertumbuh dan mengembangkan kemampuan bukan hanya berasal dari dalam diri saja melainkan juga bisa berasal dari orang di sekitar. Motivasi dan inspirasi dari mereka sering kali dapat menggerakkan kita untuk bisa berbuat lebih.Pada kegiatan pertama, anak-anak secara berkelompok diajak untuk mewawancarai orang-orang yang memiliki profesi tertentu yang mereka jumpai, yaitu pemilik warung, tukang becak, pemilik dealer motor, tukang reparasi elektronik, pekerja bengkel, dan tukang cukur rambut. Bersama dengan guru pendamping, mereka bersama-sama menggali informasi dan motivasi dari narasumber.

Selanjutnya, anak-anak merangkai hasil wawancara menjadi sebuah laporan cerita. Selain laporan, mereka juga membuat quote dari hasil wawancara pada kertas besar. Kemudian, mereka saling berbagi motivasi kepada teman-teman yang lain melalui presentasi.

Malam pun tiba. Berbeda dengan ketika di rumah, di sini anak-anak harus tidur sendiri tanpa ditemani oleh orang tua mereka. Ada yang tetap bisa langsung tidur karena sudah kelelahan, ada pula yang tidak dapat tidur hingga tengah malam. Begitulah proses mereka. Mereka mulai dilatih untuk bisa belajar mandiri dan sedikit terlepas dari ketergantungan kepada orang tua.

Hari Kedua

Esoknya, anak-anak dibangunkan pukul 05.00 WIB, mempersiapkan diri dan diajak untuk meditasi dan doa pribadi. Kemudian dilanjutkan dengan senam bersama. Dengan raut wajah yang masih lunglai karena masih mengantuk, namun semangat mereka berangsur-angsur naik setelah tubuh mereka mulai “panas” karena gerakan-gerakan senam yang dilakukan.

 

 

Kegiatan pun dilanjutkan dengan sarapan. Ada momen menarik dalam sarapan kali ini. Untuk kegiatan makan, anak-anak diberikan kesempatan untuk mengambil nasi sendiri. Hal ini dilakukan agar mereka dapat bertanggung jawab dengan apa yang mereka lakukan. Mereka sendiri yang mengambil, berarti mereka juga yang bertanggung jawab untuk menghabiskan. Di hari sebelumnya, anak-anak telah membuat kesepakatan, jika ada yang tidak menghabiskan makanannya, maka dia harus mencuci seluruh piring yang telah terpakai. 

 

Mungkin karena terlalu pagi dan tidak terbiasa sarapan, ada dua orang anak yang tidak dapat menghabiskan makanannya, sekali pun sudah berusaha. Mereka pun dengan penuh tanggung jawab melaksanakan konsekuensinya, yaitu mencuci piring. Melihat dua anak ini mencuci piring cukup banyak, beberapa anak tergerak hatinya untuk membantu. Tindakan kecil ini pun membuat teman yang lain juga ikut membantu. Dua sikap hadir dalam satu momen: tanggung jawab dan peduli.
 
 
Selesai makan, anak-anak kembali diajak beraktivitas. Aktivitas inilah yang ditunggu-tunggu oleh mereka. Dalam sesi ini, anak-anak akan memainkan game-game dalam 6 pos. Secara bergiliran, masing-masing kelompok memainkan game-game ini. Game ini dikemas untuk dapat menyampaikan pesan dan membangun dimensi dalam Profil Pelajar Pancasila, antara lain beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.
 
 
Dalam permainan-permainan ini, diharapkan anak-anak dapat belajar dan menerapkan sikap-sikap tersebut untuk dapat menyelesaikan setiap permainan yang disajikan. Kami, para guru yakin bahwa nilai-nilai yang berasal dari peristiwa yang dialami akan melekat dalam benak anak.

Masing-masing anak pastilah memiliki kekuatan yang masih terpendam. Hal itu perlu untuk ditemukan dan diasah. Melalui teman, keluarga, guru, bahkan dari masyarakat, anak-anak mendapatkan inspirasi dan motivasi untuk dapat terus berkembang. Dan harapannya, anak-anak kelak dapat bertumbuh dan bersinar menjadi berkat bagi yang lain. Grow and Shine. (ADK)

Cooking Day - Bekali Diri dan Jadi Mandiri

Cooking Day - Bekali Diri dan Jadi Mandiri

 

Sering kali kita underestimate akan kemampuan anak. Padahal, saat diberikan kesempatan dan kepercayaan, anak-anak pasti dapat melakukan yang terbaik yang bisa mereka lakukan. Salah satunya adalah memasak. Hal itu pulalah yang coba kami wadahi dan kami fasilitasi.

 

Selasa (14/06/2022) kami mengadakan kegiatan Cooking Day. Dalam kegiatan ini, anak-anak SD beraktivitas membuat rujak buah. Sedangkan untuk anak-anak TK membuat bola-bola coklat.

 

Rujak Buah

Beberapa hari sebelumnya, anak-anak telah diberi informasi bahwa akan diadakan kegiatan rujakan. Mereka dibagi menjadi 6 kelompok yang masing-masing terdiri dari kelas I sampai kelas VI. Dalam prosesnya, anak-anak diminta untuk mencari informasi terkait bahan dan alat yang dibutuhkan. Mereka juga harus membagi sendiri tugas masing-masing anggota. Tujuannya, agar mereka dapat secara mandiri merencanakan, melaksanakan, dan menyajikan karya mereka dengan baik. 


 

Acara dilaksanakan di lapangan dengan duduk di tikar. Masing-masing anak dalam kelompok pun mulai melaksanakan tugasnya masing-masing. Ada yang bagian ngulek bumbu, ada yang mengupas buah, ada yang memotong tahu, dan lain sebagainya. Menariknya, sekali pun tidak terbiasa melakukannya, tetapi anak-anak melaksanakannya dengan sangat antusias. Tak hanya perempuan, anak laki-laki pun semuanya harus terlibat di dalamnya.

 

Bahkan ada seorang anak laki-laki yang tidak pernah mengupas timun pun tetap harus membantu mengupas. Sekali pun mengupasnya sampai terlalu tebal. Saat selesai mengupas, timunnya sudah terlalu banyak kehilangan dagingnya dan menjadi tipis. Tetapi, tidak masalah. Itulah proses. Sekaligus membawa pemahaman kepada anak, bahwa memasak bukan hanya dilakukan oleh perempuan, laki-laki pun bisa terlibat di dalamnya.

 

 
Proses selanjutnya adalah plating. Anak-anak diminta untuk menyajikan rujak mereka dengan semenarik mungkin agar bisa dicicipi oleh bapak/ibu guru yang bertugas sebagai juri. Dengan kreatifnya, mereka menata hasil karya mereka dengan rapi. Ada yang menggunakan daun selada, ada yang menyusun sesuai warnanya, ada pula yang menggunakan kerupuk sebagai hiasannya.
 
Di akhir kegiatan, anak-anak bersama-sama dengan kelompoknya makan rujak buatan mereka sendiri. Mereka sangat menikmati hasil karya mereka. Bahkan ada pula yang akhirnya ngulek bumbu lagi karena bumbu mereka sudah habis. Tak sedikit pula yang pergi ke kelompok lain untuk mencicipi rujak buatan temannya.

Bola Cokelat TK

Tak ketinggalan, hari ini pun TK juga mengadakan kegiatan memasak, yaitu membuat bola-bola cokelat. Untuk TK, mereka diminta untuk membawa susu kental manis. Sedangkan sekolah telah menyediakan roti marie.
 

 

Sekali pun terlihat mudah, bagi anak-anak tetap membutuhkan ketelatenan untuk membentuk adonan menjadi bulat. Namun, hal itu tidak menyurutkan semangat anak-anak dalam membuat bola cokelat tersebut. Mereka tetap antusias dalam melakukannya. Masing-masing anak membuat sekitar 5-6 kue. Namun, ada pula yang membuatnya sampai 10 butir, karena bulatannya lebih kecil dari yang lainnya.

 
Setelah semuanya jadi, anak-anak menyantap hasil karya mereka. Mereka begitu menikmati, bahkan ada yang minta untuk membuat lagi. Ya, lain waktu kita buat acara seperti ini lagi ya.
***
 
Kemandirian perlu ditanamlan melalui rutinitas setiap hari. Anak-anak juga perlu dilibatkan dalam kegiatan rumah tangga, bahkan dalam hal memasak. Mereka juga perlu dikenalkan dan diajarkan untuk terlibat dalam kegiatan memasak. Pengalaman-pengalaman mereka seperti ini akan menjadi modal berharga kelak saat mereka dewasa. (ADK)
Kenali Kecerdasan Majemuk dan Kembangkan Buah Hati sesuai Kemampuannya

Kenali Kecerdasan Majemuk dan Kembangkan Buah Hati sesuai Kemampuannya


 

Dunia semakin berkembang, namun masih banyak orang tua yang terjebak dalam konsep yang kurang tepat tentang kecerdasan anak. Masih banyak yang berpikir bahwa anak yang cerdas adalah yang bisa cepat calistung (baca tulis hitung), sedangkan yang terlambat dalam hal itu dianggap kurang cerdas. Parahnya lagi, masih ada orang tua yang beranggapan bahwa anak yang cerdas adalah anak yang mendapatkan nilai matematika 100. “Anakku cerdas, dia hafal perkalian.” begitu tutur salah satu orang tua yang menceritakan tentang anaknya.


Padahal sebenarnya sudah berkembang lama tentang tipe-tipe kecerdasan. Anak cerdas bukan hanya karena nilai matematikanya 100 saja. Matematika adalah salah satu dari 9 kecerdasan dari teori yang digagas oleh Howard Gardner. Gardner merupakan pakar pendidikan dan psikologi berkebangsaan Amerika, yang menggagas teori Multiple Intellegences atau Kecerdasan Majemuk. Teori yang menjadi sumber kekuatan baru bagi pendidik untuk lebih luas dalam berkreativitas dan juga berinovasi di dunia pendidikan ini pertama kali dikenal pada tahun 1983. Sudah lama sekali ternyata munculnya.

Menurut Gardner, setiap pendidik harus belajar meyakini bahwa di balik keterbatasan, siswa tentu juga memiliki kelebihan yang belum tereksplor dengan baik. Oleh karena itu, diharapkan siswa dapat mengasah keahlian yang dimiliki, sebab setiap siswa tentu punya kelebihan masing-masing. Berikut beberapa macam kecerdasan majemuk, yaitu:

 

1. Kecerdasan Bahasa atau Linguistik

 

Kecerdasan majemuk verbal bahasa atau linguistik merupakan kecerdasan yang memiliki kepekaan terhadap kebermaknaan bahasa, yang meliputi tata bahasa, struktur kalimat, bunyi, fungsi dan permainan bahasa.


Karakteristik:

  • Senang membaca dan menulis
  • Punya banyak perbendaharaan kata
  • Ingat informasi tertulis dan lisan
  • Mampu menjelaskan sesuatu dengan baik
  • Menggunakan bahasa dengan benar
  • Berdebat atau memberikan pidato persuasif
  • Ekspresif saat bercerita

 

Pilihan karier potensial:

  • Penulis/wartawan
  • Pengacara
  • Guru
 

2. Kecerdasan Visual dan Spasial

 

Kecerdasan ini terdapat ketertarikan terhadap sebuah gambar. Karakteristik bagi pemilik kecerdasan ini adalah lebih mudah menghafalkan wajah daripada nama, menyampaikan ide atau pendapat dengan sketsa, dan memiliki kompetensi yang kreatif dan imajinatif di dalam segala bidang.


Karakteristik:

  • Lebih mudah menghafalkan wajah daripada nama
  • Menyampaikan ide atau pendapat dengan sketsa
  • Memiliki kompetensi yang kreatif dan imajinatif
  • Suka menggambar atau melukis
  • Senang bermain warna
  • Mudah membaca peta

 

Pilihan karier potensial:

  • Arsitek
  • Artis
  • Insinyur
  • Desainer 
 

3. Kecerdasan Musikal

 

Bagi seseorang yang memiliki kecerdasan musikal tentu menyukai kegiatan senang bernyanyi, senang mendengarkan musik, bisa mengingat nada dan irama. Saat melakukan aktivitasnya bisa juga dalam memainkan alat musik seperti gitar, drum, piano dan lainnya. Tidak hanya jago dalam memainkan alat musik atau mendengarkan lagu


Karakteristik:

  • Suka mendengarkan musik
  • Dapat memainkan berbagai alat musik
  • Mampu memahami melodi, irama, dan ketukan sebuah lagu
  • Senang bernyanyi
  • Peka terhadap suara

 

Pilihan karir potensial:

  • Pemusik
  • Komposer
  • Penyanyi
  • Guru musik
  • Konduktor
 

4. Kecerdasan Logika Matematika

 

Kecerdasan logika matematika ini lebih menyukai kegiatan yang berhubungan dengan angka. Yang mana mampu dalam menyelesaikan soal-soal hitungan atau matematika, menyukai puzzle, mengolah angka, mampu menginterpretasikan tabel, grafik atau diagram, senang dengan permainan yang melibatkan strategi, dan logika untuk menemukan dan memahami berbagai pola, seperti pola pikir, pola visual, pola jumlah, atau pola warna. Suka beranalisis atau bernalar dan lainnya.


Karakteristik:

  • Menyukai puzzle
  • Mampu mengolah angka
  • Senang dengan permainan yang melibatkan strategi
  • Suka menganalisis atau bernalar
  • Mampu menyajikan data-data
  • Tertarik dengan pola-pola

 

Pilihan karier potensial:

  • Ilmuwan
  • Ahli matematika
  • Programmer komputer
  • Insinyur
  • Akuntan 
 

5. Kecerdasan Interpersonal

 

 

Kecerdasan interpersonal biasanya dimiliki oleh seseorang yang memiliki jiwa sosial yang tinggi, dapat memahami perbedaan pola pikir, memiliki rasa percaya diri yang tinggi, supel dan memiliki rasa empati yang besar bagi orang-orang yang berada di sekitarnya. Kecakapan yang dimiliki merupakan kemampuan dalam bermasyarakat serta memahami dan berinteraksi dengan orang lain.


Karakteristik:

  • Memiliki jiwa sosial yang tinggi
  • Suka bekerja sebagai tim
  • Memiliki banyak teman
  • Ciptakan hubungan positif dengan orang lain
  • Lihat situasi dari perspektif yang berbeda
  • Mampu bekerja sama
  • Senang berinteraksi

 

Pilihan karier potensial:

  • Psikolog
  • Filsuf
  • Konselor
  • Pramuniaga
  • Politikus 
 

6. Kecerdasan Intrapersonal

 

 

Bagi pemilik kecerdasan intrapersonal ini memiliki karakteristik yang cerdas dalam memahami diri sendiri, lebih suka menyendiri, suka merenung segala hal yang penting, suka membuat catatan penting, suka menulis diary. Kecerdasan seperti ini dimiliki oleh seseorang yang selalu berpikir realistis, biasanya orang seperti ini senang memikirkan masa depan dan cita-citanya.


Karakteristik:

  • Mampu mengenali kekuatan dan kelemahan mereka dengan baik
  • Memiliki kesadaran diri yang sangat baik
  • Senang memikirkan masa depan dan cita-citanya
  • Bisa mengendalikan keinginan serta perilakunya
  • Mampu membuat rencana dan keputusannya dengan sendiri

 

Pilihan karier potensial:

  • Filsuf
  • Penulis
  • Ahli teori
  • Ilmuwan
 

7. Kecerdasan Naturalis

 

Kecerdasan naturalis ini dimiliki oleh seseorang yang menyukai hal-hal yang berbau alam, seperti halnya memelihara binatang, suka melihat film flora dan fauna, senang bercocok tanam, memiliki rasa empati yang tinggi terhadap lingkungan sekitar, gemar melakukan suatu perjalanan atau wisata alam seperti ke daerah pegunungan, hutan, laut dan lainnya, serta juga tertarik mempelajari spesies makhluk hidup.


Karakteristik:

  • Tertarik pada mata pelajaran seperti botani, biologi, dan zoologi
  • Menikmati kegiatan berkemah serta hiking
  • Senang berkebun
  • Senang memelihara binatang
  • Suka melihat film flora dan fauna
  • Senang berwisata alam
  • Tertarik mempelajari spesies makhluk hidup

 

Pilihan karier potensial:

  • Ahli biologi
  • Konservasionis
  • Tukang kebun
  • Petani
 

8. Kecerdasan Kinestetik

 

 

Kecerdasan kinestetik atau jasmani yang dimiliki oleh seseorang yang mampu memahami tubuh, seperti halnya suka berolahraga, menari, mampu meniru gerakan-gerakan yang dilihat. Pada intinya kecerdasan ini memiliki karakteristik yang aktif dalam kegiatan yang melibatkan fisik.


Karakteristik:

  • Terampil dalam menari dan olahraga
  • Senang menciptakan sesuatu dengan tangannya
  • Memiliki koordinasi fisik yang sangat baik
  • Mengingat dengan melakukan, bukan mendengar atau melihat
  • Senang melakukan berbagai aktivitas fisik
  • Sulit duduk diam dalam waktu lama

 

Pilihan karier potensial:

  • Penari
  • Pematung
  • Aktor
  • Atlet
 

9. Kecerdasan Eksistensial

 

Kecerdasan eksistensial merupakan kecerdasan majemuk yang dimiliki oleh seseorang yang mampu menempatkan dirinya sendiri. Seperti contoh pemahaman yang dimiliki oleh kecerdasan ini adalah tentang kebermaknaan hidup, memiliki pengalaman batin, kehidupan setelah kematian, memahami proses kehidupan yang berbeda-beda pada setiap orang dan akhir kisah sebuah kehidupan.


Karakteristik:

  • Minat pada pertanyaan tentang kehidupan dan kematian
  • Ingin tahu tentang filosofi hidup dan mati
  • Melihat melampaui indra untuk menjelaskan fenomena
  • Terkadang memikirkan sesuatu di luar usianya.
  • Mengajukan pertanyaan dan mencari jawaban tentang eksistensi manusia.

 

Pilihan karier potensial:

  • Instruktur meditasi
  • Instruktur yoga
  • Cenayang
  • Pendeta

 

 

Kesimpulan

Kesimpulannya, masing-masing anak memiliki kemampuan yang berbeda. Tak perlu membanding-bandingkan, apalagi memaksakan kehendak anak. Jika anak “lemah” dalam satu bidang, maka tugas orang tua adalah mengamati dan menemukan kekuatan dalam bidang yang lain. Dengan demikian, anak akan dapat berkembang secara maksimal, dan tentunya orang tua tidak perlu lagi stres memaksakan kehendaknya kepada anak-anak.

 

Mari berbenah. Pendidikan zaman sekarang sudah jauh berbeda dari pendidikan 20 atau 30 tahun yang lalu. Anak perlu dikembangkan sesuai dengan kemampuannya. Ibaratnya, biarlah ikan pandai berenang. Tak perlu memaksanya untuk pandai memanjat. Atau, biarlah elang unggul dalam penerbangan, tak perlu memaksanya untuk menyelam. (ADK)

 
Referensi:
https://www.gramedia.com
https://www.orami.co.id


Penulis
Antonius Dwi K., S.Pd.
Sie Kesiswaan SDK Wijana
Kecakapan Hidup sebagai Bekal Anak di Masa Mendatang

Kecakapan Hidup sebagai Bekal Anak di Masa Mendatang

 

 

Kecakapan hidup (life skill) memang sudah selayaknya diajarkan sejak dini. Hal ini karena keterampilan tidak dapat diajarkan dalam waktu yang singkat, namun perlu waktu sepanjang hayat. Maka perlu rencana yang matang tentang kecakapan hidup ini. 


Keterampilan kecakapan hidup ini lebih diarahkan pada keterampilan yang berhubungan dengan aspek-aspek pertumbuhan dan perkembangan anak yang dapat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari, seperti menjalankan rutinitas kehidupan yang berhubungan dengan kemandirian antara lain dalam hal mengurus diri sendiri seperti mandi, makan, berpakaian, belajar menumbuhkan kepercayaan diri dan kemandirian. Hal yang dapat dilakukan dalam mengembangkan kecakapan hidup (life skill) pada anak usia dini adalah melalui pembiasaan agar anak mampu menolong diri sendiri (mandiri), mampu berinteraksi dengan lingkungan dan memperoleh keterampilan dasar (basic skill) yang berguna untuk kehidupan anak selanjutnya.


Sekolah sebagai salah satu dari pilar pendidikan harusnya juga menjadi bagian dalam pendidikan kecakapan hidup ini. Oleh sebab itu, sekolah kami memfasilitasi pendidikan kecakapan hidup ini. Sekolah kami tak hanya mengajarkan tentang intelektual saja, melainkan juga penanaman karakter dan kemandirian.


Dalam program life skill ini, anak-anak dibekali kecakapan keterampilan dasar yang mereka lakukan sehari-hari dalam kehidupan mereka di antaranya: menyetrika, mencuci baju, mencuci sepatu, menjahit, mencuci kotak bekal, mencuci sepeda motor, dll. Semua ini diberikan kepada anak-anak sebagai bekal mereka dalam kehidupan sehari-hari. Harapannya, apa yang telah dimulai di sekolah ini, juga dapat diteruskan dan dibiasakan di rumah.


Pendidikan sudah selayaknya tidak hanya menekankan tentang intelektual belaka, tetapi juga mengakomodasi pendidikan keterampilan dasar seperti ini. Karena bekal seperti inilah yang sejatinya dibutuhkan anak-anak di masa mendatang. Materi pelajaran dapat dipelajari dengan singkat, namun keterampilan seperti ini perlu ditanamkan dan dibiasakan sejak dini. Sehingga anak-anak dapat tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang seutuhnya. (ADK)


 
Program Kami

Formulir Kontak