Wijana Mojoagung: kesiswaan
Loading post...
Belajar untuk Hidup dalam Life Study Camp 2024

Belajar untuk Hidup dalam Life Study Camp 2024

Belajar untuk Hidup dalam Life Study Camp 2024
 
Kemandirian merupakan suatu kemampuan untuk berani, berinisiatif, dan bertanggung jawab dalam mengatasi permasalahan tanpa tergantung pada orang lain. Kemampuan ini tentunya tidak didapatkan secara instan.  Perlu proses yang panjang untuk memperolehnya. Oleh sebab itu, perlu sedari dini anak-anak dilatih untuk menjadi mandiri, agar kelak mereka tidak selalu bergantung pada orang lain.

Melalui kegiatan Life Study Camp ini, sekolah ingin mengajarkan kepada anak-anak kemandirian tingkat lanjutan. Hal itu karena selama kegiatan ini, anak-anak harus bisa melakukan berbagai hal secara mandiri. Mulai dari mencuci piring sendiri, merapikan tempat tidur (tenda) sendiri, hingga harus masak makanan sendiri. 

Baca Juga: Market Day, Sarana Pengembangan Entrepreneurship

Kegiatan ini berlangsung selama 3 hari 2 malam, mulai dari hari Rabu hingga Jumat, 28-30 Agustus 2024, di Java in Paradise yang berlokasi di Dsn. Segunung, Ds. Carangwulung, Wonosalam. Tempat yang kami pilih memang masih alami dan jauh dari keramaian, sehingga mereka sungguh-sungguh dapat merasakan hidup di alam bebas. Banyak pengalaman, pelajaran, dan hal-hal menarik yang mereka dapatkan selama 3 hari berproses di Life Study Camp ini, yang tentunya membawa kesan dan makna mendalam bagi mereka.

Perjalanan yang Begitu Dinantikan

Sebelum keberangkatan ke lokasi camping, anak-anak berkumpul di sekolah. Selain untuk pengarahan dan doa bersama, para pembina juga melakukan inspeksi barang bawaan. Tujuannya adalah memastikan bahwa tidak ada barang-barang lain yang dibawa oleh anak-anak selain yang sudah ditentukan, termasuk mainan.
 
Belajar untuk Hidup dalam Life Study Camp 2024
Pemandangan alam yang mengesankan | Dok. Sekolah

Setelah itu, para rombongan menuju ke lokasi. Sekira 45 menit menempuh perjalanan, rombongan sampai di Wonosalam, tepatnya di jalan masuk menuju lokasi. Perjalanan selanjutnya dilakukan dengan berjalan kaki menyusuri jalanan perkebunan kopi. Ya, Java in Paradise ini memang berlokasi di tengah perkebunan kopi.

Baca Juga: Studi Wisata Seminari Garum dan Makam Bung Karno


Giat Bersama Mendirikan Tenda

Sesampainya di sana, anak-anak beristirahat sejenak untuk makan siang dan melepas lelah. Tak berselang lama, anak-anak pun segera diajak untuk mendirikan tenda. Mereka pun membagi tugas agar tenda mereka dapat berdiri dengan kuat dan bertahan selama 3 hari ke depan. Butuh waktu sekitar satu jam setengah bagi mereka untuk mendirikan tenda, menata, dan membuat tenda mereka dapat ditempati. Tak hanya anak-anak, para guru pun juga harus mendirikan tenda dan posko.

Belajar untuk Hidup dalam Life Study Camp 2024
Bekerja sama mendirikan tenda | Dok. Sekolah

Ada beberapa aktivitas yang telah disiapkan oleh Kak Arik Sugiarto, selaku kakak pembina Pramuka yang akan mendampingi kami dalam kegiatan ini. Di hari pertama ini, anak-anak lebih diajak untuk melakukan aktivitas kepramukaan. Anak-anak dengan begitu bersemangat mengikutinya, apalagi masih hari pertama, tentunya energi mereka masih cukup banyak untuk melakukan aktivitas di hari ini.

Makan Apa Adanya dan Seadanya

Ketika di rumah, mungkin anak-anak bisa makan sesuai request. Tinggal minta saja, makanan pun tersedia. Namun hal itu kini jadi berbeda. Di camp ini, anak-anak harus mau makan apa saja yang sudah disediakan. Tak ada pilihan selain memakan apa yang telah disajikan. Menolak berarti melewatkan jatah makan dan harus siap menahan rasa lapar. Mengingat jatah makanan yang boleh dibawa oleh anak-anak pun dibatasi.
 
Belajar untuk Hidup dalam Life Study Camp 2024
Anak-anak sedang mengambil makanan | Dok. Sekolah

Beragam menu disajikan. Mulai dari lodeh, pecel, hingga sayur asem. Semua harus makan, semua harus dihabiskan. Ada yang berusaha sangat keras untuk dapat menghabiskan makanan yang telah diambilnya. Hal ini kami maksudkan agar anak-anak terlatih untuk tidak pilih-pilih makanan. Selain itu, mereka diajarkan untuk menghargai makanan yang mereka dapatkan. 

Baca Juga: Memasak Jajanan Tradisional dalam Cooking Day 2024

Selesai makan, mereka pun harus bertanggung jawab untuk mencuci peralatan makan yang telah mereka gunakan. Tak peduli pagi, siang, atau malam, mereka tetap harus membersihkan peralatan makan sendiri. Di sini, mereka sungguh-sungguh belajar hidup mandiri.
 

Perah Susu Kambing

Di rangkaian kegiatan Life Study Camp ini, terdapat kesempatan langka dan pengalaman berharga, yaitu perah susu kambing. Wilayah di sekitar lokasi camping ini, selain digunakan sebagai kebun kopi juga digunakan sebagai tempat peternakan kambing. Di sesi hari kedua, anak-anak diajak untuk menjelajah dan berjalan menuju salah satu peternakan milik Bapak Supriaji. 
 
Belajar untuk Hidup dalam Life Study Camp 2024
Pengalaman langka memerah susu kambing | Dok. Sekolah

Bau kotoran kambing terasa cukup menusuk hidung ketika anak-anak tiba di kandang. Namun, semuanya sirna oleh kegembiraan anak-anak saat dapat menyaksikan secara langsung puluhan kambing yang ada di kandang. Mereka pun begitu senang saat melihat anak-anak kambing yang lucu dan menggemaskan. Lebih-lebih mereka sudah tidak sabar untuk bisa segera mencoba untuk memerah susu kambing.

Baca Juga: Beda Tapi Satu – Pelepasan TK B & Kelas VI dan Pentas Akhir Tahun 2023-2024

Setelah mendengarkan arahan dari Pak Supri—sapaan akrab Pak Supriaji, anak-anak secara bergantian masuk ke kandang untuk mencoba memerah. Pak Supri pun memberikan demonstrasi cara memerahnya. Walau terlihat mudah, ternyata memerah susu tak semudah kelihatannya. Ada teknik tersendiri agar air susunya dapat keluar. Jika caranya salah, maka air susu tidak keluar. Namun, lama kelamaan, anak-anak pun mampu melakukannya. Tak hanya memerah susu, mereka pun mendapatkan kesempatan untuk menikmati susu segar yang barusan diperas. Mereka begitu bersukacita karena mendapatkan kesempatan langka dan berharga ini.

Latihan Kemandirian Bekal Kehidupan

Sebagai bentuk dari latihan kemandirian, anak-anak pada hari kedua ini diminta untuk memasak untuk makan malam mereka sendiri. Sebelumnya, mereka sudah mempersiapkan peralatan yang diperlukan. Sedangkan bahan masakannya telah disediakan sekolah. Kali ini, mereka akan memasak lodeh manisa. Menggunakan tungku sederhana dari kaleng, kapas, dan spirtus, mereka mulai memanaskan air sambil mengiris bahan-bahan masakannya. 
 
Belajar untuk Hidup dalam Life Study Camp 2024
Latihan kemandirian dengan masak sendiri | Dok. Sekolah

Keseruan mulai terlihat ketika mereka mulai memasukkan bumbu masakan. Sesekali mereka mencicipi masakan mereka. Mereka pun mulai menambahnya dengan garam dan bumbu-bumbu lainnya. Dengan begitu bersemangat mereka memasak dan menunggu masakan mereka matang.

Saat masakan semua kelompok matang, mereka pun berkumpul, berdoa bersama, dan membagi makanan mereka. Bersama-sama memakan masakan mereka. Apa pun hasilnya, bagaimana pun rasanya, mereka harus menghabiskan masakannya.

Penutup

Semakin banyak anak melakukan sendiri, semakin besar kebahagiaan dan rasa percaya atas dirinya. Ketergantungan menimbulkan kekecewaan dan ketidakmampuan diri. - Elizabeth B. Hurlock, Psikolog
Melatih dan membiasakan anak-anak untuk hidup mandiri memang menjadi suatu kebutuhan yang perlu untuk diperjuangkan selalu. Semakin anak mampu melakukan sendiri, maka akan muncul rasa percaya diri dalam dirinya bahwa dia mampu melakukannya. Semuanya tentunya demi masa depan anak-anak. Karena tentunya kita semua tahu bahwa anak-anak tak akan selamanya bersama dengan orang tuanya. Maka, sekolah Wijana Mojoagung bergerak bersama orang tua untuk mendukung program-program kegiatan sekolah demi mendukung perkembangan kepribadian anak tersebut. (ADK)
Penulis
Antonius Dwi K., S.Pd.
Sie Kesiswaan SDK Wijana
 Melestarikan Permainan Tradisional dalam Peringatan Hari Anak Nasional 2024

Melestarikan Permainan Tradisional dalam Peringatan Hari Anak Nasional 2024

Melestarikan Permainan Tradisional dalam Peringatan Hari Anak Nasional 2024

Tak dapat dipungkiri bahwa perkembangan teknologi dan modernisasi membawa perubahan dalam berbagai sendi kehidupan. Teknologi juga membawa pengaruh besar terhadap kehidupan berbudaya yang sudah terjaga sejak dahulu kala. Salah satu budaya yang terkena dampaknya adalah permainan tradisional.

Baca Juga: Market Day, Sarana Pengembangan Entrepreneurship

Anak-anak zaman sekarang kebanyakan tidak mengenal permainan yang dulu dimainkan oleh orang tua mereka bersama teman-temannya. Sekalipun tahu permainannya, tak jarang mereka juga enggan untuk memainkannya. Mereka lebih memilih untuk memainkan game-game online dengan gawainya.


Melestarikan Permainan Tradisional dalam Peringatan Hari Anak Nasional 2024
Permainan tradisional dakon dimainkan oleh anak-anak | Dok. Sekolah

 

Oleh sebab itu, pada peringatan Hari Anak Nasional—yang oleh sekolah diperingati pada 26 Juli 2024, kami mengajak anak-anak untuk memainkan permainan tradisional. Selain untuk memperkenalkannya kepada anak-anak, kegiatan ini juga bertujuan untuk melestarikan kebudayaan yang sudah ada sejak lama. Karena jikalau tidak, maka bukan tidak mungkin, banyak permainan tradisional yang akan hilang dari budaya bangsa.

Baca Juga: Studi Wisata Seminari Garum dan Makam Bung Karno

Ada beragam permainan yang dimainkan pada kegiatan ini, antara lain dakon, bola bekel, lompat tali, engkle (sondah), catur, boy-boyan, dan ular naga (slebor-slebor). Selain itu, anak-anak juga dikenalkan dengan permainan karambol, meskipun ini bukan permainan tradisional.

 

Melestarikan Permainan Tradisional dalam Peringatan Hari Anak Nasional 2024
Anak berusaha merobohkan susunan batu dalam "Boy-boyan" | Dok. Sekolah

Dengan begitu antusias, anak-anak belajar dan mencoba memainkannya. Ada yang langsung dapat memahaminya, namun ada juga yang perlu beberapa kali mencoba, baru dapat memainkannya dengan lancar. Menariknya, ada permainan yang perlu dicontohkan oleh bapak-ibu guru, yaitu permainan ular naga (di daerah lain dikenal juga dengan nama slebor-slebor). Setelah melihat contohnya, anak-anak pun mencoba mempraktikkan permainan ular naga. Walau berpanas-panas, mereka pun tetap memainkannya dengan begitu antusias.

Baca Juga: Memasak Jajanan Tradisional dalam Cooking Day 2024

Tradisi yang sudah ada, perlu kita lestarikan keberadaannya. Karena jika tidak, maka banyak tradisi baik yang lama-kelamaan akan punah. Sangat disayangkan, jika permainan-permainan yang mengajarkan banyak hal baik, mulai dari kerja sama, kemandirian, saling menghargai, dll, harus hilang dari peradaban. Maka, mari kita lestarikan bersama kebudayaan yang ada dengan mengajarkannya kepada anak-anak kita. (ADK)

Penulis
Antonius Dwi K., S.Pd.
Sie Kesiswaan SDK Wijana
Beda Tapi Satu – Pelepasan TK B & Kelas VI dan Pentas Akhir Tahun 2023-2024

Beda Tapi Satu – Pelepasan TK B & Kelas VI dan Pentas Akhir Tahun 2023-2024

Beda Tapi Satu – Pelepasan TK B & Kelas VI dan Pentas Akhir Tahun 2023-2024

Hari Jumat (16/06/2024) lalu merupakan hari yang terasa istimewa, terkhusus bagi anak-anak TK B dan kelas VI yang akan menerima ceremony kelulusan. Ceremony itu dikemas dalam kegiatan Pelepasan TK B & Kelas VI dan Pentas Akhir Tahun 2023-2024, yang mengambil tema “Beda Tapi Satu”. Keberagaman yang ada di sekolah Wijana Mojoagung—suku, agama, budaya, karakter, kemampuan—merupakan bagian tak terpisahkan dari proses pembelajaran yang ada di sekolah. Semuanya menjadi satu dengan tujuan untuk mengembangkan pribadi-pribadi yang berkualitas dan berkarakter. Perbedaan-perbedaan itulah yang membuat proses pembelajaran di sekolah menjadi lebih indah.

Pelepasan

Acara diawali dengan prosesi perarakan siswa-siswi kelas TK B dan kelas VI beserta orang tua, dari halaman depan menuju ke depan panggung. Setelah menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan doa pembuka, anak-anak memberikan buket bunga kepada orang tua mereka masing-masing sebagai ungkapan terima kasih dan cinta. Tak lupa mereka pun memohon doa restu kepada orang tua mereka masing-masing dengan sungkem di hadapan orang tua. Tak sedikit dari anak-anak dan orang tua yang berlinang air mata dalam momen haru ini.


Baca Juga: Market Day, Sarana Pengembangan Entrepreneurship

Beda Tapi Satu – Pelepasan TK B & Kelas VI dan Pentas Akhir Tahun 2023-2024
Ceremony kelulusan kelas VI | Dok. Sekolah

Selepas itu, dilanjutkan dengan ceremony kelulusan. Satu per satu siswa-siswi dipanggil untuk naik ke atas panggung, dimulai dari kelas VI dan dilanjutkan dengan siswa-siswi TK B. Mereka naik ke panggung didampingi oleh orang tua masing-masing. Di atas panggung, anak menerima gordon, tanda kelulusan, dan kenang-kenangan berupa foto bersama.

Pentas Akhir Tahun

Beda Tapi Satu – Pelepasan TK B & Kelas VI dan Pentas Akhir Tahun 2023-2024
Tampilan menggemaskan anak-anak Preschool | Dok. Sekolah

Sebagai pembuka acara, lagu sekolah “Jayalah Wijana” dikumandangkan oleh seluruh siswa-siswi dengan penuh semangat dan keceriaan. Mereka semua naik ke atas panggung. Beragam atraksi ditampilkan oleh anak-anak, mulai dari tari daerah, modern dance, hingga drama musikal. Sebagai informasi, mereka ini telah mempersiapkan diri dari 1 bulan sebelumnya. Mereka begitu antusias karena ini menjadi momen pertama mereka bisa mempersembahkan tampilan kepada orang tua.


Baca Juga: Studi Wisata Seminari Garum dan Makam Bung Karno

Tak hanya tampilan saja, di pertengahan acara, diadakan pengundian doorprize. Menariknya, doorprize kali ini bukan berupa barang atau kado, namun berupa voucher. Voucher yang dibagikan adalah voucher ice cream gratis, yang tentunya membuat anak-anak begitu senang dan berharap mendapatkannya. 


RD. Andreas dan RD. Frans memberikan sambutan | Dok. Sekolah


Acara tahun ini juga menjadi terasa lebih istimewa, karena kehadiran dua romo, yaitu RD. Fransiskus Xaverius Pratama Adi, selaku Romo Pengelola Yayasan Yohannes Gabriel Perwakilan Mojokerto-Jombang-Nganjuk dan RD. Andreas Putra Krishananta, selaku Romo Pelaksana Yayasan Yohannes Gabriel Perwakilan Mojokerto-Jombang-Nganjuk. Perkenalan dari beliau berdua di waktu sambutan, juga membuat acara ini semakin semarak dan hidup. Dalam sambutannya, Romo Frans berpesan agar semakin meningkatkan kolaborasi antar sekolah dan orang tua, karena pendidikan anak tak dapat dipisahkan dari peran orang tua.

Sertijab Kepala Sekolah

Beda Tapi Satu – Pelepasan TK B & Kelas VI dan Pentas Akhir Tahun 2023-2024
Sertijab kepala SDK Wijana Mojoagung | Dok. Sekolah

Setelah selama 6 tahun menjabat sejak tahun 2018, tahun ini merupakan tahun terakhir Ibu Theresia Maria Karuniawati, S.Si. menjabat sebagai kepala SDK Wijana Mojoagung. Tongkat estafet kepemimpinan akan diteruskan oleh Bapak Yustinus Wahyu Eko Susilo, S.Pd.. Secara simbolik, serah terima jabatan ini diterimakan oleh RD. Fransiskus Xaverius Pratama Adi, selaku Romo Pengurus Yayasan Yohannes Gabriel Perwakilan Mojokerto-Jombang-Nganjuk.

Baca Juga: Memasak Jajanan Tradisional dalam Cooking Day 2024

Closing Ceremony

Di penghujung acara, anak-anak menampilkan sebuah drama musikal, yang ditampilkan secara kolosal oleh anak-anak SD. Namun, hal itu harus tertunda sejenak karena hujan yang tiba-tiba turun. Di sela-sela menunggu hujan reda, MC pun mengajak hadirin untuk bernyanyi bersama, dan lagu yang terpilih adalah lagu Rungkad, yang dipopulerkan oleh Happy Asmara. Lagu selesai, hujan pun reda. Dengan begitu bersemangat, anak-anak bersiap untuk menampilkan pertunjukan pamungkas. Drama musikal ini berjudul Beda Tapi Satu, yang juga menjadi tema kegiatan pada malam hari ini. Penampilan semarak ini pun membuat para hadirin memberikan tepuk tangan meriah. (ADK)

Penulis
Antonius Dwi K., S.Pd.
Sie Kesiswaan SDK Wijana
Studi Wisata Seminari Garum dan Makam Bung Karno

Studi Wisata Seminari Garum dan Makam Bung Karno

Studi Wisata Seminari Garum dan Makam Bung Karno

Minggu (21/04/2024) kemarin adalah hari yang begitu dinanti oleh anak-anak selama beberapa hari terakhir, atau bahkan sejak sebulan lalu. Pasalnya, pada hari ini mereka akan melakukan perjalanan ke Blitar, yang dikenal sebagai Kota Proklamator. Mereka akan mengunjungi museum dan makam Bung Karno. Namun sebelumnya, mereka akan singgah terlebih dahulu di Seminari Menengah St. Vincentius A Paulo, Garum—selanjutnya akan ditulis Seminari Garum. Anak-anak akan diajak untuk mengenal tempat pembinaan calon imam.

Persiapan dan Perjalanan

Sudah sejak pukul 05.30 WIB anak-anak berkumpul dengan begitu bersemangat di halaman sekolah. Mereka ditemani oleh orang tua yang mengantar keberangkatan, yang dijadwalkan pada pukul 06.00 WIB. Sebelum berangkat, anak-anak berkumpul bersama kelompok untuk melaksanakan briefing dan berdoa bersama. Selanjutnya, secara bergantian mereka memasuki bus dan menempati kursi mereka masing-masing.


Baca Juga: Cosplay Pahlawan, Sarana Menggali Semangat Perjuangan

Studi Wisata Seminari Garum dan Makam Bung Karno
Anak-anak berpose saat perjalanan | Dok. Sekolah

Perjalanan pun dimulai. Dengan penuh suka cita, anak-anak menikmati perjalanan mereka. Fasilitas TV yang disediakan oleh pihak travel mereka manfaatkan untuk berkaraoke bersama. Tak hanya itu, perbekalan yang telah dibawa pun mulai mereka makan. Ada yang membawa snack, susu, atau bekal nasi untuk sarapan. Jarak 83 km dari Mojoagung menuju ke Seminari Garum ini ditempuh dalam waktu kurang lebih 3 jam lamanya.


Mengenal Seminari

Setibanya di Seminari Garum, kami disambut oleh beberapa seminaris—sebutan untuk para siswa yang sedang menempuh pendidikan di seminari, beserta seorang frater di depan gerbang seminari. Selanjutnya kami diajak masuk ke dalam kompleks seminari dan menuju Ruang Multimedia. Di ruang ini, 10 seminaris memperkenalkan diri. Mereka menampilkan tayangan video yang berisi kegiatan-kegiatan para seminaris. Tak hanya itu, anak-anak juga diajak untuk bernyanyi dan bermain beberapa games ice breaking.

 

Studi Wisata Seminari Garum dan Makam Bung Karno
Anak-anak berkeliling kompleks seminari | Dok. Sekolah

Tak hanya di sini saja, para seminaris mengajak anak-anak berkeliling untuk mengenal ruang atau tempat-tempat yang ada di seminari. Mereka pun mendengar istilah-istilah asing, misalnya refter (ruang makan), kapel, widya loka, ruang DKSV, dll. Anak-anak begitu antusias mengikuti aktivitas ini. 

Baca Juga: Market Day, Sarana Pengembangan Entrepreneurship

Tak hanya mengenal area dalam seminari, anak-anak diajak pula untuk keluar dan memasuki Galeri Seminari. Galeri Seminari ini adalah bangunan baru. Bangunan ini baru didirikan pada tahun 2023 lalu. Di sini tersaji beragam dokumentasi sejarah misi di Keuskupan Surabaya, khususnya di daerah Blitar. Banyak foto-foto lama membawa pengunjung dapat merasakan suasana tempo dulu.

 

Studi Wisata Seminari Garum dan Makam Bung Karno
Menggali informasi di Galeri Seminari | Dok. Sekolah


Di ruangan ini, anak-anak menuliskan beragam informasi yang mereka dapatkan. Suasana yang nyaman membuat waktu tak terasa begitu cepat berlalu. 30 menit kemudian, kami pun undur diri dan melanjutkan perjalanan menuju lokasi selanjutnya, yaitu makam Bung Karno.

Baca Juga: Memasak Jajanan Tradisional dalam Cooking Day 2024

Makam Bung Karno

Sekira 20 menit perjalanan, kami sampai di tempat parkir makam Bung Karno. Kami pun bergegas mencari lokasi untuk beristirahat dan makan siang. Pendopo menjadi pilihan karena tempatnya bersih dan nyaman. Makanan dibagikan dan kami makan bersama.

 

Studi Wisata Seminari Garum dan Makam Bung Karno
Anak-anak memasuki museum Bung Karno | Dok. Sekolah

 

Tak butuh waktu lama. Selesai makan, kami langsung bergegas untuk berangkat menuju makam Bung Karno, yang lokasinya masih sekitar 1 km dari tempat parkir ini. Perjalanan ini kami tempuh dengan jalan kaki selama kurang lebih 20 menit. Selanjutnya, kami berbaris untuk memasuki museum Bung Karno.
Sesaat setelah memasuki museum, anak-anak langsung berkeliling untuk melihat benda-benda bersejarah yang pernah dipakai oleh Bung Karno. Tak sedikit dari mereka yang kagum akan kisah perjuangan beliau. Mereka memanfaatkan kesempatan ini untuk menggali informasi sebanyak-banyaknya. Hal itu tak lain adalah karena mereka memiliki tugas untuk mencatat informasi yang mereka dapatkan dari tempat-tempat yang dikunjungi. 


Baca Juga: Edukasi Etika untuk Generasi Muda - Character Building 2023

Komputer yang disediakan oleh museum pun mereka manfaatkan dengan baik untuk mencari informasi-informasi penting. Sembari membaca-baca di monitor, mereka membuat catatan singkat atas informasi yang mereka baca. Mereka begitu menikmati setiap menit yang telah berlalu. 

 

Studi Wisata Seminari Garum dan Makam Bung Karno
Memanfaatkan fasilitas untuk menambah informasi | Dok. Sekolah

Cuaca mendung yang menandakan hujan akan segera turun, serta waktu yang telah semakin sore, membuat kami pun harus mengakhiri aktivitas kami di tempat ini. Kami bergegas untuk kembali ke parkiran. Di sepanjang jalan, beberapa kelompok anak berhenti untuk membeli beberapa oleh-oleh. Ada pula yang membeli minuman karena kehausan setelah berjalan cukup jauh.

Penutup

Sungguh pengalaman yang menyenangkan. Banyak dari anak-anak yang merasa terkesan atas perjalanan mereka ini. Banyak pengetahuan dan pengalaman baru yang mereka dapatkan. Tak sedikit dari mereka yang meminta agar kegiatan seperti ini diadakan lagi tahun depan. Apresiasi baik pun juga dilayangkan oleh para orang tua. Mereka juga senang dengan kegiatan ini karena bisa menambah wawasan anak-anak. (ADK)

Penulis
Antonius Dwi K., S.Pd.
Sie Kesiswaan SDK Wijana
 Memasak Jajanan Tradisional dalam Cooking Day 2024

Memasak Jajanan Tradisional dalam Cooking Day 2024

 

Memasak Jajanan Tradisional dalam Cooking Day 2024

Cooking Day kini menjadi “tradisi” bagi sekolah SDK Wijana Mojoagung dalam mengisi Kegiatan Tengah Semester Genap. Setiap tahun, kami mengajak anak-anak untuk lomba memasak dengan tema yang selalu berbeda. Tujuannya agar anak-anak mendapatkan pengalaman dan melatih life skill yang kelak dibutuhkan oleh anak. Tema Cooking Day tahun ini adalah Jajanan Tradisional.

Persiapan

Beberapa hari sebelumnya, anak-anak sudah dikumpulkan untuk berproses bersama kelompok untuk mengatur strategi memasak. Selama beberapa kali, anak-anak berkumpul dalam kelompok untuk berkoordinasi tentang persiapannya alat dan bahannya, cara memasak, dan penyajiannya. Sejak awal, anak-anak sudah mulai dilatih untuk belajar mengorganisir kelompok. Terlebih, untuk anak-anak kelas atas dilatih agar mampu mendampingi dan membantu proses dari adik-adiknya.

 

Memasak Jajanan Tradisional dalam Cooking Day 2024
Anak sedang merebus "mutiara" | Dok. Sekolah


Anak-anak dibagi menjadi 7 kelompok, yang diberi nama sesuai dengan nama pahlawan nasional Indonesia. Masing-masing kelompok ini akan memasak satu jajanan tradisional. 7 jajanan tradisional yang ditentukan adalah klepon, gethuk, nagasari, puthu ayu, lemet, jentik manis, dan bikang. Masing-masing kelompok di dampingi oleh satu guru. 

 

Baca Juga: Family Day TK, Tumbuh dan Berkembang dalam Cinta Keluarga

Pelaksanaan

Pada Rabu (06/03/2024), anak-anak mengeksekusi konsep yang telah mereka persiapkan beberapa hari sebelumnya. Sejak pagi, mereka sudah sangat bersemangat dan tidak sabar untuk bisa segera berkegiatan. Setelah pembiasaan pagi, mereka diarahkan untuk berkumpul di meja-meja yang telah disediakan. Selain meja, di masing-masing kelompok juga telah disediakan kompor. 


Memasak Jajanan Tradisional dalam Cooking Day 2024
Kelompok sedang membuat sajian makanan | Dok. Sekolah

Tak perlu menunggu lama. Ketika persiapan mereka telah selesai, acara pun segera dimulai. Mereka pun kemudian saling bekerja sama dan membagi tugas. Ada yang bertugas mengupas singkong, membuat adonan, merebus air, bahkan juga memarut kelapa. Tak hanya anak perempuan, anak laki-laki pun juga bersemangat untuk membantu yang lain.

Baca Juga: Cosplay Pahlawan, Sarana Menggali Semangat Perjuangan

Senang ketika dapat melihat mereka bekerja sama dengan begitu kompak. Bahkan ada kakak kelas yang mampu membagi tugas dengan baik. Untuk bagian yang “berbahaya” (memarut kelapa, merebus, atau memotong) diserahkan kepada anak kelas atas. Sedangkan untuk anak kelas 1-3 diberikan tugas untuk mengaduk adonan, menyiapkan tempat, dan kegiatan-kegiatan ringan lainnya.

Presentasi Hasil Karya

 

Memasak Jajanan Tradisional dalam Cooking Day 2024
Pewakilan kelompok presentasi di depan juri | Dok. Sekolah

Setelah 3 jam 30 menit berproses, akhirnya tibalah anak-anak untuk mempresentasikan hasil karya mereka. Mereka menata masakan mereka di meja saji yang telah disediakan. Secara bergantian, dewan juri melakukan penilaian terhadap masakan masing-masing kelompok. Pada kegiatan kali ini, kami mengundang 2 orang komite sekolah, yaitu Ibu Litani Natalia dan Ibu Maria Leseema Dian Harianti, beserta kepala TK Wijana, Ibu Rimba Kristyaningrum, S.AB., untuk menjadi juri dalam Cooking Day kali ini. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil karya mereka. Selain itu, mereka juga diminta untuk menceritakan biografi singkat dari pahlawan yang mereka pakai sebagai nama kelompok.

Evaluasi Kinerja

Dalam pelaksanaannya, tentu ada hal-hal yang mungkin sudah sesuai rencana, atau pun bahkan berbeda dari apa yang sudah direncanakan. Banyak faktor yang mempengaruhinya. Maka, pada kesempatan kali ini, anak-anak diminta untuk mengevaluasi kinerja mereka, mulai dari persiapan, proses, hingga hasilnya. Ada beberapa yang menilai bahwa hasil kerjanya masih belum maksimal. Namun ada juga yang menilai kinerjanya sangat baik karena sudah sesuai dengan apa yang direncanakan di awal. Selain mengevaluasi, anak-anak juga membagikan hasil evaluasi kinerjanya kepada kelompok yang lain.

Baca Juga: Market Day, Sarana Pengembangan Entrepreneurship

Pengumuman Juara

Setelah perhitungan nilai dari para juri selesai, kini tibalah pengumuman. Saat yang ditunggu-tunggu oleh anak-anak. Karena para pemenang akan mendapatkan sejumlah uang yang cukup banyak. Pemenang pertamanya adalah kelompok Gatot Subroto, dengan sajian jajan tradisional klepon. Sedangkan pemenang kedua adalah kelompok Tjokroaminoto dengan sajian jajan tradisional jentik manis. Selamat untuk para pemenang. Untuk kelompok yang lain, pada intinya masakah mereka enak dan dapat dinikmati. Buktinya, masakan mereka habis semua tanpa sisa. Kalian luar biasa.

 

Memasak Jajanan Tradisional dalam Cooking Day 2024
Pemenang pertama menerima hadiah | Dok. Sekolah

Saat anak-anak kita berikan kesempatan untuk bereksplorasi, mereka akan sungguh-sungguh bersemangat dan banyak belajar. Mungkin bagi kita, ini cukup berisiko. Tetapi yang perlu dilakukan adalah memberikan kepercayaan, dan tentunya tetap mendampingi proses belajarnya. Jika kita banyak melarang, yang terjadi adalah sebaliknya, anak-anak tidak banyak belajar. Mari berikan kepercayaan, dan dukung terus proses belajarnya melalui pengalaman-pengalaman kehidupannya sehari-hari, sehingga anak-anak akan dapat belajar menjadi pribadi yang mandiri. (ADK)

Penulis
Antonius Dwi K., S.Pd.
Sie Kesiswaan SDK Wijana
Family Day SD, Penuh Cinta dalam Keluarga

Family Day SD, Penuh Cinta dalam Keluarga

 
Keseruan bersama keluarga pun berlanjut hari ini (09/12/2023). Kali ini giliran anak-anak SDK Wijana Mojoagung beserta anggota keluarganya yang bergembira bersama dalam kegiatan Family Day. Tak kalah seru dari kloter TK di hari sebelumnya, para orang tua dan anak-anak hari ini pun begitu antusias mengikuti kegiatan ini. Kegiatan yang sempat terhenti karena pandemi ini telah lama begitu dinanti.

Baca Juga: Family Day TK, Tumbuh dan Berkembang dalam Cinta Keluarga

Kegiatan ini diawali dengan pemanasan dan senam aerobik yang dipimpin oleh Ibu Nurhayati, orang tua dari Mutiara Marbun dan Timothy Marbun, yang merupakan seorang instruktur senam. Para orang tua, anak-anak, dan bapak ibu guru mengikuti senam ini dengan begitu bersemangat. Senam ini berlangsung selama kurang lebih 30 menit. Orang tua banyak yang mengikuti sampai tuntas. Namun ada pula mereka yang di tengah jalan dan memilih untuk beristirahat. 
 
Family Day SD, Penuh Cinta dalam Keluarga
Ibu Nurhayati sedang memandu senam | Dok. Sekolah
 

Slogan Wijana

Setelah istirahat sejenak untuk minum dan mengatur nafas, kami pun mulai membuka kegiatan pada hari ini. Pada kesempatan kali ini, kami memperkenalkan kepada orang tua slogan sekolah Wijana Mojoagung, yaitu "Berharga, Penuh Cinta, Jaya". Slogan ini sudah kami hidupi sejak awal tahun ini. Dipandu oleh beberapa anak dan pembawa acara, para orang tua meneriakkan slogan beserta gerakannya. Setelah beberapa kali berlatih, para orang tua pun mulai terbiasa dan lancar meneriakkan dan gerakannya.

Baca Juga: Cosplay Pahlawan, Sarana Menggali Semangat Perjuangan

Selanjutnya membawa acara memisahkan antara orang tua dan anak-anaknya. Mereka diinstruksikan untuk mencari putra-putrinya dan memeluk mereka. Berdasarkan beberapa studi seiring bertambahnya usia anak orang tua akan mulai jarang untuk memeluk putra-putrinya. Oleh sebab itu pada hari ini tua diingatkan kembali untuk dapat sesering mungkin memberikan sebuah pelukan. Karena sebuah pelukan yang tulus dan hangat dari orang tua mampu cinta dan membawa ketenangan hati bagi anaknya.

Hutan kolam

Masih pada posisi berpasangan dengan putra-putrinya, para orang tua dan anak-anak akan diajak untuk bermain permainan sederhana namun menyenangkan, yaitu hutan kolam. Permainan ini pada intinya adalah bermain suit. Sebelum suit anak-anak dan orang tua menyanyikan sebuah lagu dan diakhiri dengan suit bersama-sama. Pemain yang kalah mengambil posisi di belakang yang menang, kemudian mencari lawan yang lain. Permainan berakhir setelah menemukan kelompok yang berhasil menang di sesi terakhir. Permainan sederhana namun menyenangkan.

Rally Block

Mama dan anak berpelukan saat bermain | Dok. Sekolah

Pada sesi permainan ini, peserta dibagi menjadi 6 kelompok. Pada permainan ini, masing-masing kelompok akan berlomba untuk menyusun papan kertas sebagai bahan pijakan. Mereka harus berpindah tempat untuk mengambil balok kayu. Balok kayu ini harus dipindahkan dan disusun menjadi bangunan rumah. Tak butuh lama, kelompok pun berhasil menyusun balok-balok tersebut. Permainan ini memiliki makna, bahwa untuk membangun sebuah keluarga, perlu adanya kekompakan antara masing-masing anggota keluarga.

Baca Juga: Kelas Inspirasi, Kegiatan Khas Peringatan Hari Guru


Bola Tongkat

Bermain bola basket dan memasukkannya ke dalam ring tentunya sudah biasa. Namun apa jadinya jika bermain bola dan memasukkannya ke ring menggunakan tongkat? Seru pastinya. Permainan kali ini adalah memasukkan bola ke dalam lubang yang telah disediakan. Para pemain harus membentuk satu barusan dengan berpasang-pasangan. Mereka harus mengoper bolanya sampai mendekati ring. Selanjutnya pemain terakhir akan melempar agar bolanya masuk.

Family Day SD, Penuh Cinta dalam Keluarga
Orang tua dan anak-anak bermain bola tongkat | Dok. Sekolah

Kelihatan mudah, namun ternyata susah juga. Proses mengopernya perlahan-lahan sudah menjadi proses yang mudah. Bagian yang susah adalah saat melempar untuk memasukkannya ke dalam ring. Tak sedikit pemain yang gemas ketika bolanya hampir masuk, namun membentuk besi dan jatuh di luar.

Sarminton

Selama 30 menit, peserta diberi kesempatan untuk beristirahat dengan menikmati hidangan yang telah tersaji. Hidangan-hidangan ini merupakan hasil kolaborasi bersama orang tua. Jadi, ini “dari orang tua, untuk orang tua”. Selesai beristirahat, mereka diajak untuk bermain Sarminton. Sarminton merupakan akronim dari sarung dan badminton. Jadi, permainan ini semacam bulu tangkis, tapi menggunakan bola voli dan sarung.
 
Family Day SD, Penuh Cinta dalam Keluarga
Pemain melempar bola dengan sarung | Dok. Sekolah

Awalnya memang masih cukup membingungkan, namun lama kelamaan para pemain dapat bermain dengan lancar. Pertandingan ini berlangsung selama 5 menit. Tiap-tiap tim harus meraih poin terbanyak dengan cara menjatuhkan bola di area lapangan lawan. Tim lawan harus berusaha menangkap bola tersebut menggunakan sarung. Para pemain pun dibuat gemas sendiri. Ketika melempar bola, bolanya malah nyangkut di sarung. Begitu pula saat menangkap bola. Bolanya malah memantul dan jatuh ke area sendiri. Melelahkan namun menyenangkan.

Baca Juga: Market Day, Sarana Pengembangan Entrepreneurship


Estafet Air

Barang kali, ini adalah permainan yang ditunggu-tunggu oleh anak-anak. Ya, sebagian besar anak akan senang kalau diajak bermain air. Maka dari itu, pada kesempatan kali ini, kami mengajak anak-anak dan orang tua untuk bermain air. Kami mengira, bahwa anak-anaklah yang akan mengambil inisiatif untuk bisa berbasah-basahan. Namun, ternyata sebaliknya. Para orang tua banyak menjadi yang terdepan, sehingga memungkinkan untuk basah terlebih dahulu.

 
Family Day SD, Penuh Cinta dalam Keluarga
Anak dibantu orang tuanya menuang air ke pemain lain | Dok. Sekolah

Permainan pun semakin seru karena estafet ini menggunakan gelas plastik yang diikatkan di kepala menggunakan tali. Air dituang dari gelas ke gelas. Berbagai macam cara dilakukan akan dapat mengumpulkan air sebanyak-banyaknya. Tak sedikit dari anak-anak dan orang tua yang akhirnya kebasahan terkena air.

Kenangan bersama orang tua tentunya akan sungguh membekas dalam benak anak. Mereka pun mendapatkan kesan mendalam dari kegiatan ini. Beragam alasan mereka bahagia dan bersukacita hari ini. Ada yang bahagia karena dapat memeluk mama. Ada pula yang merasa bahagia karena dapat seharian bermain bersama orang tua. Bahkan ada pula yang hari ini merasa bahagia karena dapat bermain air. Ya, macam-macam alasan mereka. Namun yang pasti, ini menjadi momen berharga yang akan dikenang selamanya.

Baca Juga: Edukasi Etika untuk Generasi Muda - Character Building 2023

Terima kasih kepada Bapak/Ibu orang tua yang telah bersedia berpartisipasi dan berkolaborasi bersama kami. Terima kasih atas dukungannya. Semoga kegiatan ini juga dapat semakin mempererat hubungan antara anak, orang tua, dan sekolah. (ADK)
Penulis
Antonius Dwi K., S.Pd.
Sie Kesiswaan SDK Wijana
 Family Day TK, Tumbuh dan Berkembang dalam Cinta Keluarga

Family Day TK, Tumbuh dan Berkembang dalam Cinta Keluarga

 

Kebersamaan bersama keluarga menjadi suatu momen penting dan istimewa. Bukan hanya untuk memperkuat bonding saja, namun juga berguna dalam perkembangan anak-anak juga. Relasi yang sehat dan kuat antara orang tua, anak, dan sekolah tentunya juga akan sangat berpengaruh dalam peningkatan kemampuan anak-anak. Hal itulah yang difasilitasi oleh sekolah Wijana Mojoagung.

Pada hari ini (08/12/2023), kami mengadakan kegiatan Family Day. Dalam satu hari ini, kami mengundang para orang tua untuk bisa hadir dan bersenang-senang bersama. Kegiatan ini sebenarnya adalah kegiatan tahunan kami. Namun, terpaksa harus vakum selama 3 tahun karena pandemi Covid-19.  Sehingga Family Day tahun ini adalah awal baru setelah sekian lama ini terhenti.

Baca Juga: Edukasi Etika untuk Generasi Muda - Character Building 2023

Dengan penuh semangat dan sukacita, orang tua mulai berdatangan sejak pagi bersama dengan putra/putri mereka. Sebagai pemanasan, anak-anak dan orang tua diajak untuk bersama-sama melakukan senam. Dipandu oleh guru-guru TK, orang tua dan anak-anak mulai menggerakkan anggota tubuhnya agar siap untuk beraktivitas bersama.

Meriasmu

Keseruan pun dimulai. Permainan pertama yang akan dimainkan adalah Meriasmu. Pada permainan ini, anak-anak akan merias orang tua mereka. Ya, kalau biasanya orang tua yang merias anaknya, kini kebalikannya, anak yang harus merias orang tuanya. Dengan begitu bersemangat, anak-anak mulai merias. Diawali dengan memoles dengan bedak. Disusul dengan menggoreskan lipstick ke bibir orang tuanya, memberikan eye shadow, bahkan blush on.
 
Family Day TK, Tumbuh dan Berkembang dalam Cinta Keluarga
Aksi anak merias wajah mamanya | Dok. Sekolah

Baca Juga: Cosplay Pahlawan, Sarana Menggali Semangat Perjuangan

Ini menjadi kesempatan anak-anak untuk dapat berkreasi dan berekspresi. Mereka sungguh menikmati tiap goresan karya yang terpampang di wajah orang tuanya. Tak jarang, orang tua dan anak-anak sama-sama tertawa.

Kuda-kudaan

Permainan ini tentunya sudah tidak asing lagi bagi anak-anak dan orang tua. Hanya saja, seiring bertambahnya usia—baik usia orang tua maupun anak—permainan ini sudah mulai jarang dimainkan. Sebagai bagian membangkitkan keseruan masa lalu, hari ini orang tua dan anak-anak diajak kembali memainkan permainan ini. Bedanya, permainan ini dijadikan balapan.
 
Family Day TK, Tumbuh dan Berkembang dalam Cinta Keluarga
Orang tua menjadi "kuda" untuk anaknya | Dok. Sekolah

Anak-anak begitu bersemangat dan begitu menikmati momen ini. Bagi orang tua, sekalipun kaki harus menahan sakit, ini juga menjadi momen yang membahagiakan kala melihat anak-anak mereka tertawa penuh sukacita.
 

Pakaikan Baju

Family Day TK, Tumbuh dan Berkembang dalam Cinta Keluarga
Memeluk mama saat berhasil menemukannya | Dok. Sekolah

Baca Juga: Life Study Camp 2023 SDK Wijana - Java in Paradise

Sudah menjadi hal yang sangat biasa ketika orang tua memakaikan baju untuk anak-anaknya. Yang tidak biasa adalah ketika orang tua harus memakaikan baju dengan mata tertutup. Serunya lagi, mereka harus mencari anak-anaknya terlebih dahulu. Dengan mengandalkan suara dari anak-anaknya, para orang tua berusaha menemukan mereka. Mereka berusaha mencari kekhasan yang dimiliki oleh putra/putrinya. Bahkan ada yang mencoba meraba rambut si anak untuk menemukan kuncir rambutnya.

Injak Koran

Family Day TK, Tumbuh dan Berkembang dalam Cinta Keluarga
Keseruan berebut koran | Dok. Sekolah
Tak kalah seru dari permainan yang sebelumnya, permainan ini juga menyuguhkan keseruan lain. Dalam kelompok besar, orang tua dan anak membentuk lingkaran. Musik pun diputar. Selama musik diputar, mereka harus berjoget bersama. Di tengah lingkaran telah disebar beberapa koran. Saat musik berhenti, mereka harus berdiri di atas koran. Orang tua atau anak yang tidak mendapatkan koran harus keluar dari barisan lingkaran. Sungguh menyenangkan. Para orang tua dan anak-anak saling berebut. Tak jarang, orang tua mengalah agar anaknya dapat menginjak koran.

Kanal Bambu

Family Day TK, Tumbuh dan Berkembang dalam Cinta Keluarga
Bekerja sama membangun saluran air | Dok. Sekolah

Permainan pamungkas kali ini adalah kanal bambu. Secara berkelompok, orang tua dan anak-anak memiliki tugas untuk mengalirkan air menggunakan susunan bambu. Air tersebut harus mengisi galon air yang telah disediakan. Walau terlihat mudah, ternyata tidak demikian. Butuh cukup banyak waktu bagi mereka untuk membentuk kekompakan. Perlahan namun pasti, air mulai mengalir dan memenuhi galon air. Tak ada yang lebih bergembira di permainan ini selain anak-anak. Mereka pun sengaja membasahi pakaian mereka dengan air-air yang menetes dari bambu-bambu yang tersusun. Hingga akhirnya mereka pun bisa basah-basahan bermain air.
Baca Juga: Market Day, Sarana Pengembangan Entrepreneurship

"Keterikatan sejati yang menghubungkan antara keluarga bukanlah hubungan darah. Melainkan rasa saling menghormati dan kebahagiaan dalam hidup satu sama lain." -Richard Bach, Penulis
Kebahagiaan di dalam keluarga akan sungguh memengaruhi perkembangan anak. Setiap detik kebersamaan bersama orang tua akan membekas dalam ingatan mereka. Kami ucapkan terima kasih tak terhingga, untuk para orang tua yang telah membimbing, mendampingi, merawat, dengan penuh cinta anak-anak dalam asuhan Anda. Semoga kiranya anak-anak dapat tumbuh dan berkembang dalam kasih dan cinta keluarga. (ADK)
Penulis
Antonius Dwi K., S.Pd.
Sie Kesiswaan SDK Wijana
Kelas Inspirasi, Kegiatan Khas Peringatan Hari Guru

Kelas Inspirasi, Kegiatan Khas Peringatan Hari Guru

Kelas Inspirasi, Kegiatan Khas Peringatan Hari Guru
 
Hari Guru menjadi salah satu momen istimewa bagi kita. Hal itu karena pada Hari Guru, kita memberikan satu waktu khusus untuk berterima kasih kepada guru-guru yang telah berjasa bagi pendidikan kita. Hari Guru juga menjadi waktu berefleksi bagi guru untuk menengok ke belakang, apakah sudah menjadi guru yang baik dalam kegiatan belajar mengajar juga dalam keteladanan.
 
Sama seperti sekolah-sekolah pada umumnya, pada hari ini (25/11/2023) sekolah Wijana Mojoagung juga memperingati Hari Guru. Ada beberapa kegiatan yang kami adakan hari ini. Selain upacara bendera, kami juga mengadakan Kelas Inspirasi. Pada Kelas Inspirasi kali ini, kami juga berkolaborasi dengan SMKS Farmasi Katolik Wiyata Farma Kertosono, yang telah mengirimkan timnya untuk menjadi Inspirator bagi anak-anak.

Baca Juga: Edukasi Etika untuk Generasi Muda - Character Building 2023

Upacara Bendera

Kelas Inspirasi, Kegiatan Khas Peringatan Hari Guru
Guru-guru bertugas sebagai petugas upacara Hari Guru | Dok. Sekolah

Kegiatan hari ini diawali dengan upacara bendera. Terasa istimewa dan berbeda karena para petugas adalah bapak-ibu guru. Jika biasanya petugasnya anak-anak, pada kesempatan kali ini, kami bertugas sebagai bentuk keteladanan kami. Selain itu, kami juga mau menunjukkan bahwa guru tidak hanya bisa berkata-kata, tetapi juga memberikan contoh dan memang dapat melakukan apa yang kami suruhkan kepada anak-anak.

Surprise

Di penghujung upacara ada sesuatu yang di luar dugaan. Florriensa Al Meera Arief, salah seorang siswi kelas V, maju ke depan dan memohon izin agar bapak-ibu guru berkenan maju dan berbaris di depan anak-anak. Selanjutnya, mereka kembali ke kelas mereka dan mengambil hadiah yang telah mereka siapkan sebelumnya. Setelah anak-anak kembali ke barisan mereka, Glori Christi Damanik, seorang siswi kelas V, maju ke depan dan memberikan persembahan spesial. Dia mempersembahkan lagu Terima Kasih Guru dan membacakan sebuah puisi.

Baca Juga: Cosplay Pahlawan, Sarana Menggali Semangat Perjuangan
 
Anak-anak memberikan ucapan terima kasih | Dok. Sekolah

Dengan nada bergetar karena menahan haru, dia membawakan lagu dengan merdu. Tak sedikit guru-guru yang juga berlinang air mata. Terharu. Begitu bahagia atas hadiah sederhana yang anak-anak berikan kepada mereka. Begitu pula anak-anak. Banyak dari mereka yang kemudian meneteskan air mata mereka. Sebuah momen haru yang sungguh akan terkenang sepanjang hidup mereka. Tak usai di situ saja. Selepas itu, anak-anak kemudian memberikan hadiah kepada guru-guru sambil memberikan ucapan selamat Hari Guru. Selain itu, mereka juga mengucapkan terima kasih.

Kelas Inspirasi

Kelas Inspirasi menjadi sajian khas Wijana Mojoagung dalam memperingati Hari Guru. Pada hari ini, kami berkolaborasi dengan beberapa pihak untuk menjadi Inspirator bagi anak-anak dan membagikan ilmu atau inspirasi kepada anak-anak. Ada 3 Inspirator pada kegiatan kali ini, yaitu (1) Ibu Yayuk Sri Rahayu, orang tua dari Mega Wulandari, siswa kelas TK A; (2) Ibu Eunika Purwaningtiyas, orang tua dari Genaro Fortuoso Pangkorade, siswa kelas TK B; dan (3) Tim dari SMKS Farmasi Katolik Wiyata Farma Kertosono.

Baca Juga: Life Study Camp 2023 SDK Wijana - Java in Paradise

Ibu Yayuk, sapaan dari ibu Yayuk Sri Rahayu, memiliki usaha laundry. Sehingga pada kesempatan kali ini, beliau membagikan pengetahuan dan keterampilannya, yaitu melipat dan menyetrika baju. Satu per satu anak-anak mencoba melipat dan menyetrika baju. Mereka begitu antusias. Walau demikian, anak-anak diingatkan agar berhati-hati dalam mempraktikkan. 

Kelas Inspirasi, Kegiatan Khas Peringatan Hari Guru
Ibu Nuke mendampingi anak-anak membuat burger | Dok. Sekolah
 
Ibu Eunika Purwaningtiyas, yang akrab dipanggil ibu Nuke, membagikan keterampilannya dalam membuat burger. Secara bergantian, anak-anak diajari untuk membuat burger. Mulai dari memberi saus, mayonnaise, sayur, dan telur. Setelah semua burgernya jadi, mereka menyantapnya bersama-sama.
 
Di tempat berbeda, tim SMKS Farmasi Katolik Wiyata Farma Kertosono membagikan ilmu tentang simplisia atau lebih dikenal dengan tanaman obat. Ada beberapa bahan yang mereka kenalkan, di antaranya adalah jahe, kunir, temulawak, daun salam, mengkudu, kayu manis, dan sereh. Selain itu, mereka juga diajak untuk mengenali bahan-bahan tersebut. Salah satu cara yang biasa dilakukan adalah dengan membaunya. Anak-anak begitu antusias dengan apa yang disampaikan. Semua itu tak lain karena materi yang disampaikan menarik, dan pematerinya begitu bersemangat dalam menyampaikannya.

Kelas Inspirasi, Kegiatan Khas Peringatan Hari Guru
Tim dari SMKS Farmasi Kertosono bersama guru-guru | Dok. Sekolah

Terima kasih para inspirator atas partisipasi dan kesediaannya untuk bekerja sama dengan kami. Sungguh bahagia, kami memiliki bapak-ibu wali murid yang juga peduli akan pendidikan anak.
 
Baca Juga: Market Day, Sarana Pengembangan Entrepreneurship

Sungguh menyenangkan ketika sekolah dapat berkolaborasi untuk perkembangan pembelajaran anak-anak. Sekolah senantiasa berinovasi bersama dengan orang tua untuk mewujudkan merdeka belajar. Semoga semakin hari, pendidikan di Indonesia semakin berkembang seturut semakin kuatnya motivasi dari para guru untuk mengabdikan diri demi kemajuan pendidikan di Indonesia. Selamat hari Guru untuk para guru di seluruh Indonesia. (ADK)
Penulis
Antonius Dwi K., S.Pd.
Sie Kesiswaan SDK Wijana
 
Program Kami

Formulir Kontak