Sungguh
terkesan ketika melihat anak-anak dapat memaknai pengalamannya dengan
begitu baik. Ini adalah salah satu catatan Life Notes yang dituliskan
oleh anak-anak. Di usianya yang masih belia, mereka bisa memaknai
sedemikian rupa.Terbayang jadi seperti apa mereka di saat dewasa.
Pengalaman:
Hari Sabtu, 17-8-2019, saya dan teman-teman nonton (di) bioskop
Jombang. Sebenarnya, kita akan melihat film Mahasiswa Baru, tapi (tiket)
film itu sudah habis. Kami memutuskan untuk melihat (film) Bumi
Manusia.
Sebelum film itu mulai, satu studio diminta untuk berdiri menyanyikan
(lagu) Indonesia Raya bersama-sama. Saat satu studi bernyanyi, saya
merasa merinding entah karena apa.
Film itu dimulai. Saya pikir, film itu semua isinya tentang
kemerdekaan Negara Indonesia, tapi ternyata isinya semua hal yang tidak
pantas untuk dilihat. Kami tidak menyukai film itu karena tidak sesuai
dengan ekspektasi kami.
Kami pulang dengan rasa aneh yang terbayang-bayang di pikiran kami.
Tapi tidak apa, kami masih bisa merasakan bagaimana satu studio
bernyanyi bersama-sama.
Makna Pengalaman:
Yang saya ambil dari pengalaman ini adalah, tidak mengekspektasikan
dulu apa yang belum kita rasakan atau kita lihat. Kita pun tidak boleh
menyesali hal yang kita putuskan sendiri. (Charen Veronica Kusuma, Kelas V)
*****
Pengalaman:
Saat
tanggal 23 Agustus kemarin, kami sekeluarga memperingati hari ulang
tahun ayah dengan kesederhanaan, yang penting kami bahagia bersama,
tetapi kami tidak merayakan sepenuhnya karena ayah harus bekerja. Kami
semua merayakan kembali pada tanggal 24 Agustus kemarin. Kami makan di
Rocket Chicken Mojoagung. Setelah tiba di sana, kami sempat tidak
mendapat tempat. Kami mengunggu sambil memesan dan akhirnya kami
mendapat tempat. Setelah makan, kami pulang,
tetapi kami (ayah dan saya) mampir ke warung untuk membeli mie goreng.
Mama dan mbak pergi membeli martabak. Setelah tiba di rumah, kita
makan bersama dengan kegembiraan bersama-sama.
Makna Pengalaman:
Bersyukurlah dari pengalaman-pengalaman yang telah kita lakukan,
walaupun itu sederhana dan tidak terlalu mewah, yang penting itu
kebahagiaan bersama. (Yusua Putra Prasetya, Kelas VI)
*****
Pengalaman:
Saya
mempunyai seorang sahabat. Di saat itu, saya sedang istirahat. Kami
bermain bersama, bersenang-senang dan tentu kami jajan bersama. Kami
berdua sangat saling meyayangi mulai dari kelas TK A sampai kelas ini.
Saya tahu sahabat tidak selalu bisa dipercayai, tetapi saya senang bisa
bersahabat dengan dia.
Makna pengalaman:
Ketika sesorang memliki teman, mereka mempercayai sepenuhnya. Tetapi,
seharusnya kita berhati-hati dengan teman kita. Kadang dia harus
menghianati kita demi alasan apapun. (Titah Ayu Ratu J, Kelas V)
Pengalaman:
Hari itu saya dan kawan-kawan sedang melaksanakan nobar. Kami menonton
seseorang autis yang memiliki kemampuan luar biasa. Dia sangat berbakat
dalam musik meskipun dia buta. Ketika seorang juri memberikannya
tombol emas dia menangis dan semua penonton yang melihat penampilannya
ikut terharu dan bertepuk tangan. Saya pun jadi ikut terharu dan
menangis.
Makna Pengalaman:
Setiap orang dilahirkan baik adanya. Entah dalam keadaan normal maupun
tidak normal/autis. Kita yang normal saja mendapatkan apa yang kita
inginkan tetapi kita lupa untuk bersyukur. Namun, mereka yang terbatas
tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan tetapi mereka bisa bersyukur
atas kemampuan yang Tuhan berikan kepada mereka. Apa pun yang kita
anggap buruk, Tuhan anggap itu baik. Karena hanya mata manusia yang
membuat semua buruk.
(Titah Ayu Ratu J, Kelas V)
*****
Pengalaman:
Saya pernah sempat berpikir apa sih gunanya hidup? Kalau hanya
bernafas, sekolah, makan dan itu pun diulang lagi. Lalu saya mulai
mencari makna hidup. Ketika saya menemukan arti yang sesungguhnya, saya
terdiam dan mulai belajar bersyukur.
Makna Pengalaman:
Hidup adalah sebuah anugerah Tuhan yang terindah. Kadang kala kita lupa
siapa yang menganugerahi hidup ini dan bahkan kita lupa sebenarnya
rencana Tuhanlah yang mengatur hidup kita. Pengalaman senang atau pun
pengalaman sedih semua adalah rencana Tuhan. Jadi, seharusnya kita ingat
dan mensyukuri itu karena tidak ada rencana yang paling indah selain
rencana Tuhan. (Titah Ayu Ratu J, Kelas V)
*****
Pengalaman:
Waktu itu saya dimarahi mama. Saya dimarahi karena saya tidak disiplin.
Saya dipukuli dengan penebah, dan saya merasakan kesakitan dan mama
membuat peraturan jika saya melanggarnya saya akan dipukuli lai dan saya
sepakat dengan peraturan itu.
Makna Pengalaman:
Orang tua memarahi kita karena mereka sayang kepada kita dan orang tua
memarahi kita ada sebabnya seperti saya tadi. Mulai sekarang, saya tahu
bahwa orang tua memarahi kira karena peduli dan sayang kepada kita. (Winona Felicia Arief, Kelas IV)
*****
Pengalaman:
MEMBACA. Di sekolah waktu pagi sebelum memulai pelajaran biasanya
membaca terlebih dahulu. Semakin hari, semakin saya sering membaca. Saya
semakin menyukai membaca. Itulah untungnya saya bersekolah di SDK
Wijana (telah, Red) mengajarkan ke membaca untuk menambah ilmu. Saya
sungguh berterima kasih kepada Tuhan yang Maha Esa karena telah
mempunyai rencana yang sangat indah pada saya.
Makna Pengalaman:
Lebih banyaklah membaca. Karena membaca itu adalah jembatan ilmu. Kalu
kita tidak sering membaca hidup ini terasa seperti lampu mati. Lampu
mati gelap tidak ada satu pun terang. Seperti gua yang tidak dihuni oleh
orang lain yang kosong. Hampa rasa dunia ini tanpa membaca buku.
Seperti membeli barang tetapi barang tersebut tidak digunakan. Buku
adalah barang yang dititipkan oleh Tuhan untuk kita baca. (Tabita Nanda Younim, Kelas V)
Pengalaman:
Saat Live Study Camp
Pada
saat tanggal 25 September 2019 setelah saya pulang sekolah, saya pun
pulang dan saya lihat tv. Lalu tidur. Lalu sorenya saya menyiapkan baju
untuk besok. Lalu saya tidur malam dan besoknya saya berangkat ke
sekolah pada pukul 10.00, dan saya menunggu bisa dari bisa Tayo dan kita
pun memakai seragam pramuka dan kita berkumpul pada pukul 10.30.
Setelah berkumpul kita menunggu bisa Tayo dan guru pramuka saya adalah
Kak Kris dan kak Jirin/Slamet. Kita pun menunggu dan bisanya data pada
pukul 11.00 dan kita pun berangkat ke Lembah Giri, Wonosalam. Dan
setelah sampai kita turun dan melihat tempatnya indah dan rindang. Lalu
saya mendirikan tenda dan kita menaruh barang-barang lalu kita upacara
Pembukaan kita makan sore dan doa malam. Kita tidur di sana 3 hari 2
malam dan itu sangatlah seru.
Makna Pengalaman:
Belajarlah
untuk sabar menunggu sesuatu. Misalnya: transportasi, atau hadiah. Kita
harus bisa belajar hidup mandiri, misalnya mencuci baju, piring, kaos
kaki, sepatu. Memasak: makanan, air supaya hangat dan membersihkan
seluruh area rumah dan bangun tidak boleh dibangunin. Belajar bangun
sendiri karena kita sudah dewasa. Kita tidak akan selamanya dengan orang
tua dan jika kita sudah besar kita akan hidup mandiri, mencari
pekerjaan sendiri memasak, mencuci, bangun tidur, mandi, dan
membersihkan rumah dan orang tua kita akan menanti kesuksesan kita. (Vincentius Christian J, Kelas V)
*****
Pengalaman:
Hari
itu adalah pengalaman yang menurut saya baru dalam seumur hidup. Saat
itu saya sedang bersedih lalu adik saya datang. Saya tersenyum, dalam
kesediaan saya berharap adik tidak tahu pada hari itu saya sedih, karena
tasa sayang saya ke adik adalah hal terindah yang diterima anak-anak
seumurannya. Lalu saya sadar bertapa susahnya tersenyum dalam kesedihan
namun itu akan menjadi hal mudah saat ada niat yang dalam.
Makna Pengalaman:
Senyum
dan teruslah tersenyum karena serumit apa pun masalahnya. Teruslah
tersenyum dan selalu Bahagia. Karena tersenyum salah satu cara mengusir
kesedihan. Buat harapan-harapan yang banyak sekali walau itu sangat
tinggi tetapi jangan pernah lupa untuk berdoa, rendah hati, niat yang
dalam dan tetap tersenyum.
(Titah Ayu Ratu J, Kelas V)
*****
Pengalaman:
Hari
ini, aku dan teman-teman memperingati hari Sumpah Pemuda. Kami
melakukan baksos atau bakti social. Kami membersihkan tempat ibadah
agama yang berbeda. Kelompok saya membersihkan klenteng. Kami
membersihkan tempat klenteng. Saya dan teman-teman semangat membersihkan
tempanya dengan sepenuh hati dan di sana memang ada tempat-tempat yang
tidak diperbolehkan untuk dibersihkan dan kami menghormati itu.
Makna Pengalaman:
Jadi,
kita tidak boleh membeda-bedakan kebudayaan yang ada di Indonesia.
Kebudayaannya macam-macam. Ada kebudayaan tari, lagu daerah, dan agama.
Kita sebagai rakyat Indonesia, kita harus saling menghargai dan
menghormati setiap perbedaan itu. Seperti yang telah saya lakukan
bersama teman-teman. Kita tidak perlu melakukan hal-hal yang terlalu
besar. Kita bisa melakukan hal-hal kecil saja, seperti membersihkan
tempat ibadah yang beragama lain. Di situ saya dapat belajar bahwa
setiap perbedaan itu tidak memecahbelahkan persatuan.
(Tabita Nanda Younim, Kelas V)
******
Pengalaman:
Suatu
hari dalam hidup saya. Saya tahu apa yang saya butuhkan. Tapi, Tuhan
tidak memberi apa yang saya minta. Saya tahu Tuhan sangat sayang pada
saya, tetapi saya meragukan itu. Tuhan tidak memberi saya hidup yang
benar-benar saya inginkan. Saya pernah benci dan marah sama Tuhan. Saya
hanya bisa mengeluh. Suatu hari saya sadar bahwa saya manusia yang
lemah. Kenapa saya hanya bisa meminta? Kenapa saya terus mengeluh? Dan
mengapa saya lupa bersyukur? Saya lupa akan Tuhan yang memberi saya
kehidupan ini.
Makna Pengalaman:
Semua
yang diberikan Tuhan adalah anugerah yang harus disyukuri dan
dikembangkan. Setiap saat kita tidak sadar bahwa kita hanya bisa meminta
dan mengeluh. Kita lupa akan segalanya. Dengan dunia modern ini yang
penuh dengan media sosial, dunia maya, handphone, whatsapp, facebook.
Semuanya membuat kita lupa dan menjadikan kita lepas dari panutan agama.
Handphone diciptakan manusia untuk mengubah gaya hidup kita. Namun kita
yang malah menyalahgunakan itu. Never Blame the handphone” (Titah Ayu Ratu J, Kelas V)